Hidup ini kompleks, akan ada banyak hal yang terjadi. Kadang suka, kadang
duka. Begitu juga dalam sebuah persaudaraan, akan ada saat dimana ikatan itu
menjadi kokoh seperti baja, namun tak jarang pula menjadi selemah rumah laba-laba.
Pernah cinta sama seseorang?
Pasti dong. Pernah kecewa? Pernah bersedih? Dan pernahkah merasakan saat ketika
apa yang kita berikan kepada orang yang kita cintai tidak bernilai sama sekali
dimata mereka? Pasti pernah juga kan?
Kalo uda kayak gini cuma ada dua
kemungkinan. Pertama, dia uda wafat. Dalam tanda kutip yak. Jadi, sekalipun ia
hidup hakekatnya ia uda mati. Ga bisa
diambi manfaatnya. Jadi buat yang ini mening cari aja pelabuhan cinta baru.
Kedua, terjadi pembiasan bahasa
cinta. Oke, bahasa gue mungkin rada payah, Sorry. Soalnya gue bingung pengen
pake istilah apa. Pembiasan bahasa cinta atau dalam bahasa mudahnya kesalahan
dalam penerjemahan bahasa cinta. Tepat ga? Mungkin ada yang punya istilah lebih
bagus??
Hm, mari fokus ke yang kedua. Berapa kali sih ngrasainnya? Sekali, dua
kali, puluhan kali, atau berkali-kali? Silahkan jawab sendiri.
Mungkin ada yang pernah ngalami ketika perhatian yang diberikan oleh sang
pacar terasa sebagai sebuah intimidasi? Jujur Kalo gue Belom. Gue ga punya
pacar :P
Ada juga mungkin para pengurus atau mudabbir yang sering pusing? Uda
bekerja keras, bekerja sekuat tenaga tetapi anggotanya malah seenaknya sendiri.
Sakpenake dhewe. Bahkan sampai mengkritisi para pengurus yang uda susah payah
memberikan kasih sayang kepada mereka.
Begitulah kalo uda terjadi pembiasan. Ribet dan rumit. Gue sering banget
ngalaminya, terutama akhir-akhir ini. Mangkel pasti. Tapi tetap sabar kudu
diutamakan dan diupayakan. Karna yakin, akhir yang baik selalu Dia berikan
kepada mereka yang bekerja sebaik mungkin.
Nah, maksud gue disini bukan pengen curhat bareng kalian yang pernah
ngrasain hal ini. Bukan. Soalnya gue yakin kalian mungkin lebih sering ngrasain
hal ini dan lebih paham seluk beluknya. Tapi gue pengen ama kalian yang sering
menyalahartikan bahasa cinta orang-orang di sekitar kalian. Biar lebih gampang
dan lebih nyata gue pakai contoh kisah di kehidupan gue yak. Sekalian curcol XD
Buat sekedar muqoddimah, gue ini tipe orang yang pengen punya banyak relasi
dan hubungan. Pengen punya banyak persaudaraan dan persahabatan. Mending gue
berkorban daripada harus mencederai sebuah persaudaraan. Ini adalah prinsip gue
dan ini adalah bahasa cinta gue.
Mungkin ga ada masalah klalo hubungannya ama cowok doang, tapi kalo ama
cewek? Ini nih yang bikin masalah. Ga kehitung ada berapa banyak cewek yang
pernahy interaksi ama gue. Mulai dari temen sekolah, temen ngaji, temen les,
temen chatting, temenghoib (?), temen tapi ga mesra dan banyak lagi. Seabrek
pokoknya.
Nah, masalah muncul ketika kami udah lama kenal. Awalnya mungkin cuma
ngobrolin hal yang penting, tahfidh lah, pelajaran lah, cuma bahas
kemaslahatan. Tapi lama kelamaan setan semakin bergerilya. Obrolan kami pun
mulai ga jelas. Mulai bahas hal yang pribadi, seperti kabar, perasaan, ama
ukuran baju dan nomor sendal--“. Dan gue sadar, hal ini ga boleh keterusan.
Sedikit demi sedikit hubngan itu mulai gue kurangi. Dan akhirnya gue ga
pernah memulai obrolan duluan kecuali buat perkara dhoruri. Dan bisa ditebak,
mereka nganggep aku sombong.. Ada yang langsung marah-marah, ada juga yang
ngunfoll twitku. Banyaklah jenisnya. Pyuh
Padahal hal ini semata-mata gue lakukan
karna gue cinta mereka. Karna gue ga ingin menzinai hati ini. Gue ga ingin
ketika kelak mereka uda berumah tangga mereka masih aja bayangin gue dan
menyesal karna suami mereka ga sekeren gue. Oke lupakan –“
Dan setelah berfikir panjang, gue harus mantap melakukan semua ini. Gue
harus membiarkan tali ini putus, walau sebenarnya hati kecil berkata tidak.
Karna bagaimanapun, cinta sejati itu cinta yang bisa dilogika. Bukan logika
manusia, tapi logika cinta Sang Pencipta.
Hal di atas adalah salah satu penyebab terjadinya pembiasan bahasa cinta.
Dan masih banyak sebab lainnya. Tapi ada satu penyebab selain ini yang juga
sering terjadi. Seseorang susah untuk menterjemahkan cinta mereka.
Contohnya ada di film jayus buatan Singapura, I’m not stupid. Di situ
ceritanya ada seorang bapak yang ingin anaknya punya masa depan cerah.Ia
terlalu memaksa anaknya untuk menjadi seperti yang ia inginkan. Dan ia salah menterjemahkan cintanya
tersebut. Ibaratnya kalo ahrusnya make Simple Perfect, ia justru make Past
Perfect. Bisa dibayangkan bagaimana sikap anaknya kemudian. Frustasi. Oke
cukup.
Contoh yang lain kayak apa yang gue liat secara langsung. Jadi ceritanya
gue punya santri binaan di desa. Gue pengen banget terus membimbing mereka,
Cuma karna sistem di sini yang mengahruskan regenerasi maka mau tak mau gue
harus merelakan junior gue yang mengambil alih tugas mulia ini.
Awalnya semua berjalan biasa, hingga akhirnya timbul masalah.
Santri-santrinya pada protes. Komplain ke gue. Mereka pada ga klop ama muallim
yang baru. Enggak cocok gitu. Dan mereka pengen gue yang ngajar lagi.
Gue sebenernya juga pengen, Cuma gue kudu sadar diri. Dunia akan berubah.
Dan gue juga kudu nyadarin mereka akan hal ini. Mereka mungkin nganggep junior
gue ga bisa ngajar dan terlalu cuek. Mungkin itu benar, tapi sebenarnya masih
ada yang mereka lupakan. Karna gue yakin, para junior gue itu juga sayang ama
mereka. Para muallim yang baru itu pasti juga pengen ada kebaikan diantara
mereka, tapi mereka bingung gimana cara menyampaikan cinta itu dengan bahasa
yang tepat.
Mungkin begitu aja contoh dari gue, tentang pembiasan bahasa cinta yang
mungkin sering terjadi diantara kita. Oh ya, gue mohon doa dari kalian biar
konflik ini cepet selesai. Biar gue ga ngerasa bersalah terus menerus. Dan
doain istri gue seperti yang gue harapkan dan jadi terbaik di sisiNya :)
Terakhir, Saran dari gue buat kalian buat kalian yang sering mengalami
kejadian ini. Jangan berduka dan bersedih hati, karna sesungguhnya cinta yang
ada di sekeliling kita masih suci. Cinta ini masih lurus, hanya butuh sudut
pandang yang tepat. Ibaratnya kayak pensil yang tercelup di air. Kelihatannya
bengkok walau sebenarnya lurus. Bukan cintanya yang bengkok, hanya kerapatan
hati kita yang berbeda. Maka samakan kerapatan kita, dan yakinlah bahwa cinta
mereka selalu ada, dulu, kini, dan nanti... Karena pelangi yang indah juga ada karena pembiasan.....