Terbaik diantara

16/07/14


“Sebaik-baik manusia, adalah mereka yang paling banyak manfaatnya”

                Hadist itu singkat, pendek, tapi mengandung banyak hikmah. Itulah karakteristik jawami’ul kalam Rasulullah, simpel dan gak bertele-tele. Terkadang kita, dan terutama gue terlalu naif untuk membuat banyak kata yang aneh, padahal mungkin satu kalimat saja cukup untuk menggambarkannya.

                Kembali lagi. Menjadi manusia itu gak bisa terlepas dari bergantung dan berharap pada manusia lainnya. Emangnya situ bisa, jahit baju sendiri, nandur padi sendiri, atau buat pesawat terbang sendiri? Bahkan, untuk lahir dan berada di dunia pun, kita butuh wasilah dari orang tua kita.

                Begitulah.. Maka, menjadi sebuah rahasia umum, sebagaimana yang diberitakan Rasulullah, sebaik-baik manusia adalah mereka yang paling banyak manfaatnya.

                Manusia pada umumnya akan segan pada mereka yang memberi manfaat, sekalipun niatnya salah, sekalipun iman gak terdapat dalam dadanya.. Contohnya kayak dua capres kita... Entah bagaimana niat mereka, tapi banyak dari kita begitu kagum dan segan atas kebaikan yang mereka lakukan. Banyak yang tersilaukan dengan kebaikan yang media gambarkan. Padahal mungkin, dan semoga tidak, niat mereka gak lebih dari sekedar mencari nama, kekuasaan, dan jabatan.

                Maka, seperti yang selalu ustad gue nasihatkan... Bahwa seseorang yang sedikit berilmu tapi ia tularkan ilmunya, jauh lebih baik daripada mereka yang banyak ilmunya, tapi enggan untuk membagikan. Mereka yang punya sedikit kelebihan, namun selalu ia berikan jauh lebih berharga daripada mereka yang dianggap multitalent, tapi orientasi hidupnya hanyalah untuk dirinya sendiri.

                Emang, kebahagiaan macam apa sih yang hadir kalau kita hanya bisa merasakannya sendiri? Kebahagiaan itu hadir saat kita mampu memberi dan berbagi, bukan saat kita menikmati semua yang diberikan sendiri.

                Setelah itu timbul pertanyaan, ‘gue kagak bisa ngasih apa-apa’.. Cieeh...
               
                Oke, yang sering kita lupakan, bahwa manfaat gak harus berupa harta atau jabatan yang membuat bahagia. Segala yang kita miliki bisa menjadi manfaat bagi orang lain. Segala yang kita berikan bisa menjadi kebahagiaan bagi orang lain. Apapun itu bentuknya.

                Misalnya nih, saat kita gak bisa membahagiakan ortu dengan prestasi akademik, toh bukannya ortu bisa bangga jika melihat anaknya berakhlak mulia? Jika kita merasa yang bisa kita lakukan hanya makan, toh bukannya dalam setiap kegiatan membutuhkan seksi konsumsi yang bisa jadi referensi tentang makanan? Jika kita merasa kita gak berguna bagi rakyat Palestina, toh bukannya doa mampu kita lantunkan dalam setiap sujud kita?

                Setiap dari kita punya potensi untuk memberikan manfaat bagi sesama. Apapun profesinya, apapun pekerjaan yang kita lakukan. Gak perlu sedih dan minder, karena banyak lowongan manfaat yang tersedia. Sudah siap buat jadi manusia paling berharga?
 
FREE BLOGGER TEMPLATE BY DESIGNER BLOGS