[PICT] Lomba KSM Matematika

30/06/14


Tanggal 26 Juni kemaren, gue habis ikut lomba KSM(Kompetisi Sains Madrasah) tk Provinsi di Purwokerto. Walaupun pada akhirnya gue cuma bisa dapet peringkat 7 dari 35, tapi gak papa. Lagian hasilnya udah memuaskan kok bagi kami, yang malem menjelang lomba malah jalan-jalan dan sejak awal gak dapet bimbingan. Dan gue pengen berbagi foto, ceritanya kapan-kapan aja yak C:


Di depan MAN 2 PWT
Modalnya cuma buku detik-detik warisan kakak kelas

Isinya cuma kayak gini

Narsis -_-

Di depan Masjid Darussalam C:



Sarapan yang sempet ke capture

Pas lomba gini, kita jadi ngrasa deket ama ustadz :)


Ustadnya juga gak kalah kece :D

Penampilan tarian khasnya mereka. Keren!!



Ini lama suer..

Paduan Suara

Selfie gak papa :p

Bersama pak??


Kalau dia emang kece

Gue kalah tapi gak mau kalah -_-


Cinta Tak Harus Dimiliki

05/06/14

“Kucintaimu, tak berarti bahwa.. Ku harus memilikimu selamanya...”

Plis deh, pasti dari kalian banyak yang hafal lagu ini. Ini lagu kayaknya udah sejak zaman gue masih SD, tapi entah gak ilang-ilang dari ingatan. Padahal gue juga gak pernah murojaah. Ckckck. Giliran Al Qur’an aja, baru kemaren disetorin sekarang udah lupa. Hadeh.. Astaghfirullah..

Oke, mungkin lirik lagu di atas pada paham maksudnya. Menggambarkan perasaan orang yang cintanya bertepuk sebelah tangan. Dan kayaknya banyak dari kalian yang sering ngalami. Kasihan deh.. :P

Gue bukan bermaksud pengen menghina kalian, karena jujur gue juga bernasib sama. -_-“ Gue disini cuma pengen ngasih hiburan, pengen ngasih contoh dari arti kata “cinta tak harus memiliki yang sebenarnya”. Kenapa? Karena kebanyakan kita itu terlalu lebay. Suka ketipu ama cerita dan roman-roman picisan. Lihat film yang boongan, baca novel atau cerpen yang agak romantis dikir langsung melow, terus teriak teriak, “Ihh, romantis banget.” atau mungkin “ihh, kasian banget”. Gak banget -_-“. Dan apa yang gue sampaikan barusan bukan fiksi, tapi beneran dan sering terjadi di sekitar kita.

Padahal ya, kalau kita mau buka siroh, ada cerita berkaitan dengan “Cinta tak harus memiliki” yang lebih keren. Cerita yang dialami oleh para sahabat nabi. Cerita suci yang penuh hikmah. Monggo disimak..

***
Dia adalah Salman Al Farisi, seorang pengembara dari Persia. Sebagaimana seorang pengembara lainnya, Salman merasa asing di negeri itu, Madinah. Sekalipun di negeri itu ada Rasulullah, sekalipun di negeri itu ada Sahabat-sahabat yang hebat, tapi fitrohnya sebagai manusia membutuhkan saudara spesial. Dia membutuhkan kawan yang mampu menjadi tempatnya berkeluh kesah. Dan akhirnya dia pun bersahabat dengan Abu Darda’.

Suatu ketika, Salman mengungkapkan pada sahabatnya keinginannya untuk mempersunting salah satu wanita Anshor. Karena ia kurang mengetahui tradisi dalam melamar di Madinah, Ia pun meminta Abu Darda’ untuk mengantarkan lamarannya. Baginya sahabatnya lebih layak untuk menyampaikan lamarannya, karena paham dengan kondisi sosio-kultural di sana. Tak lupa, Ia juga telah mempersiapkan mahar dan segala hal yang dibutuhkan untuk pernikahan tersebut.

Akhirnya diantarkanlah sahabatnya tersebut menemui wali sang fulanah. Mereka disambut dengan hangat oleh orangtua wanita tersebut, karena keduanya adalah sahabat Nabi yang masyhur. Tapi sang ayah tidak berani menjawabnya. Ia menyerahkan sepenuhnya jawaban atas lamaran itu kepada putrinya sendiri.

Sang putri kemudian berpikir, dan akhirnya memberikan jawabannya. Tapi jawabannya jauh banget dari yang diharapkan. Si fulanah tadi menolak lamaran dari Salman. Orangtuanya berkata “Maafkan kami, putri kami tidak bisa menerimanya. Namun jika Abu Darda’ mempunyai niat yang sama, dia menerimanya”.

Bayangin aja kalau kalian ada di posisinya Salman, apa yang bakal kalian perbuat? Mungkin kalian bakal nyesel karena telah salah memilih ‘pelamar’. Atau mungkin kalian bakalan sakit hati? Remuk? Tapi bukan seperti itu kelas para sahabat Rasulullah. Dan sungguh sikap mereka memang benar-benar layak untuk kita teladani.

“Allahu Akbar. Kalau begitu semua mahar dan persiapan ini aku berikan kepada Abu Darda’”, justru kalimat itu yang keluar. Gak nyangka? Kebayang gak kalian berucap kayak gitu? Merelakan orang yang kalian ikhtiyari dalam hidup pada akhirnya justru memilih sahabat kalian. Walaupun gue berani nulis begini, tapi jujur gue gak mesti kuat berbuat kayak gitu XD.

Tapi ingat sekali lagi. Meski para sahabat tidak ma’shum, mereka mempunyai akhlak yang agung. Mereka adalah hasil tarbiyah Rasulullah. Maka tak heran Salman begitu berbesar hati dengan sahabatnya. Ia begitu memahami, karena mencintai tak harus memiliki. Dan ia rela tidak mendapatkan apa yang dia inginkan selama orang-orang di sekitarnya bahagia karenanya. Kalian mampu kayak Salman?

***
Gimana? Itu tuh cerita sejati. Cinta dan romantisme yang patut dibanggakan. Gak cuma karangan orang-orang. Gue habis baca cerita ini biasanya langsung sadar kembali. Mencintai itu fitroh, tapi memiliki orang yang dicintai hanyalah kemungkinan. Yah, gue belum nikah, jadi gue gak berani ngomong kayak gini lebih dalam. Entar kalau gue udah nikah, gue bakal kasih tau deh arti cinta yang sebenarnya. Insya Allah. Pokoknya minta doanya aja yak ^^
 
FREE BLOGGER TEMPLATE BY DESIGNER BLOGS