Kalimat Itu

22/03/19

“Jual jasa motivasi untuk adik-adik yang belum keterima PTN lewat jalur SNMPTN”

Salah satu stories yang cukup menggelitik hasil karya adik tingkat saya yang paling unik di antara sekian banyak stories tentang pengumuman SNMPTN hari ini. Memang adik tingkat yang satu ini beda di antara banyak spesies yang lainnya.
Meskipun peran motivator dan kata-kata positif sering menjadi hujatan bagi beberapa orang dewasa ini -karena dianggap terlalu normatif-, tapi menurut saya kalimat bernuansa positif tetaplah memiliki makna di era ini. Apalagi ketika kalimat itu diucapkan tulus untuk seseorang secara langsung, dimana terkadang ia dianggap sederhana oleh orang yang mengucapkannya tapi dampaknya begitu luar biasa bagi kita yang menerimanya.
“Idemu bagus dek, tapi kita tetap perlu melihat kondisi lingkungan kita. Tetap pertahankan ya idealismemu, aku yakin suatu saat kamu pasti bakalan jadi orang besar”
Mendapat kalimat seperti itu dalam buku harian ospeknya, seorang mahasiswa baru merasa diperlakukan sebagaimana selayaknya manusia. Ah, masak iya sih suatu saat nanti bisa jadi kayak mas mbak yang jadi panitia dan pengisi acara itu? Tapi kalimat sederhana, “aku yakin suatu saat kamu pasti bakalan jadi orang besar” itu menjadi salah satu memori yang membekas bagi mahasiswa itu. Merasa diperlakukan begitu istimewa, merasa idenya terasa bukan ide biasa, merasa dianggap bahwa ia mampu. Dan kalimat itu menjadi salah satu pelecut, yang terus terngiang sampai ia menyelesaikan studinya.
“Gapapa kok dek, karena adanya orang kayak kamu, kami yang biasa aja ini bisa dekat dan tak merasa sungkan untuk berinteraksi dengan orang-orang yang hafal Al Quran”
Kalimat itu keluar dari seorang kakak tingkat di saat diri merasa di titik nadir. Merasa saat itu gagal untuk menjadi seorang role model dan teladan dalam kebaikan. Merasa gagal untuk menjaga diri. Tapi kemudian kata-kata sederhana itu menjadi salah satu motivasi untuk menjadi seseorang yang rendah hati dan membumi. Ndak semua harus jadi yang di depan memberi teladan, harus ada juga yang di sekitar berbaur, merangkul, dan menyadarkan bahwa berbuat baik bukan hanya hal yang bisa dilakukan oleh penduduk langit.
Kamu itu keren kok dek, dengan caramu sendiri
Begitulah, ada begitu banyak kalimat sederhana yang mungkin saat itu keluar hanya sebagai penenang. Tapi ternyata penenang itu berdampak begitu banyak. Sampai akhirnya menjadi penawar di kala pahit, pelecut di kala lemah, dan pengingat di kala mulai teledor.
Maka, mari belajar untuk terus mengeluarkan apa yang terbaik yang bisa kita ucapkan. Biarlah yang lain sambat dan menghujat, mari kita belajar untuk menjaga agar hanya yang terbaik yang keluar dari bibir kita. Karena kita tidak pernah tahu, kalimat mana yang mungkin menyakiti hati mereka, dan kita juga tidak pernah tahu, kalimat mana yang mungkin jadi pelecut dan melekat erat dan terus memotivasi mereka untuk menjadi pribadi yang baik.
Kamu, pernah mendapat kalimat itu?
 
FREE BLOGGER TEMPLATE BY DESIGNER BLOGS