Selamat Ulang Tahun Cinta

25/02/15

Selamat ulang tahun cinta. Semoga rahmat dan berkahNya selalu tercurahkan kepada engkau. Semoga engkau bisa menjadi wanita sholehah yang bermanfaat bagi Islam, keluarga, dan sanak saudara. Semoga di sisa umur, engkau selalu diliputi cintaNya dan dianungi kasih sayangNya.
Salam sayang, Huda

Kata-kata itu hanya bisa kupendam dalam-dalam. Kata-kata itu hanya kupendam dalam salah satu memoar batinku. Sungguh aku tak mampu dan tak mau mengirimkannya padamu. Biarlah kau tiada tahu, karena aku takut bersebab kata ini, perasaanmu berubah padaku.

Pagi hari aku terbangun dari mimpi indahku. Ku buka hp dan kudapati pemberitahuan menarik di berandaku. Kau berulang tahun hari ini. Dan aku pun tersenyum. Sungguh, aku ingin menjadi orang pertama yang mengucapkan ‘barakallah fii umriki’ yang pertama, namun hal itu urung kulakukan. Aku tersenyum, ternyata selama ini aku salah mengahafal tanggal lahirmu.

Aku ingin menjadi yang pertama yang mengucapnya langsung untukmu, meski mungkin aku bukanlah lentera yang paling bersinar di hatimu. Aku ingin bersegera mengungkapkannya, meski mungkin bukan itu yang kau harapkan di hari spesialmu. Tapi lagi-lagi aku tak mampu, dan tak mau untuk melakukan semua itu.

Dan kau tahu, ketika aku mengintip akunmu, kudapati beberapa lelaki memberi selamat atasmu. Kau tahu, saat itu api cemburu membakarku. Ya, aku cemburu. Tapi sekali lagi, tiadapun rasa itu bisa kupermasalahkan, karena kau bukan siapaku, dan aku bukan siapamu.

Aku cemburu dengan kata yang mampu mereka tuliskan, meski kata itu sederhana. Bukan nyanyian, bukan sajak, bukan puisi, tapi hanyalah kata sederhana yang bersahaja. Aku cemburu, meski mungkin, bukan kata mereka juga yang kau pinta.

Aku ingin memberimu sesuatu yang spesial. Aku ingin menjadi yang spesial di hatimu, aku ingin menjadi lentera paling bercahaya di matamu dengan sesuatu itu. Aku berpikir dan mencarinya, tapi sekali lagi aku menyerah. Kurasa segala yang terlintas di benakku tiada cukup untuk kuberikan padamu.

Rangkaian bunga? Rampaian puisi? Rumbaian sajak? Atau mungkin buku yang menarik bagimu? Ahh, bukan, bukan. Aku urungkan niat untuk memberikannya. Aku takut mawaddah kita tercipta sebelum saatnya. Tapi aku lebih takut, saat kuberikan salah satunya, justru bukan mawaddah yang tercipta, tetapi orok dan nanah yang membuat luka.

Maka, sekali lagi kumantapkan hatiku. Kurasa ada sesuatu yang lebih layak untuk kuberikan. Doa, ya doa. Kulantunkan doa mesra untukNya bagimu. Agar engkau dilindungiNya, agar engkau selalu Dia beri cahaya, agar kau dan aku bisa kembali dipertemukanNya, setidaknya kelak di surga.

Biarlah doa ini kulantun dalam diam, tanpa sepengetahuanmu. Biarlah hanya aku dan Dia yang tahu, seberapa cinta aku padamu.

Kampung 2 Menara, satu empat tiga enam hijriyah
Yang berharap cinta-Nya dan cinta orang yang mencintaiNya
Huda S Drajad

[Pada akhirnya aku mem-publish tulisan ini di hari ulang tahunku, agar kau tidak merasa yang kumaksud itu kamu. Lagipula, tiada istilah hari ulang tahun dia agama kita kan? :)]
 
FREE BLOGGER TEMPLATE BY DESIGNER BLOGS