Onta atau Unta?

25/07/16

Onta atau unta? Seringkali dalam mengucapkan sebuah kata ada kebingungan menentukan ejaan yang tepat untuk kata tersebut. Seperti kata unta, atau onta. Kita bingung mana yang benar, antara huruf o atau a. Pun apabila kita telisik di line, saat menulis kata onta atau unta kedua-duanya sama-sama disarankan gambar unta, atau onta.

Dan, kamus besar bahasa Indonesia bertitah bahwa kata yang baku ialah kata unta. Maka, andaikan kita tak teliti, dalam membuat naskah atau karya tulis bisa jadi sebuah cacat yang menjadi nilai minus. Iya hanya satu huruf kita kebingungan karena memang kedua kata yang ada terasa familiar.

Dan ternyata, kebiasaan ‘salah’ itu ndak hanya terdapat dalam bahasa ibu pertiwi saja. Seperti bahasa yang kita lafalkan tiap hari, yang pengucapannya menjadi kewajiban bagi kita, yakni bahasa Arab.

Betapa dalam mengucapkan bahasa yang dipilih Allah ini kita masih jauh dari pelafalan yang benar. Dan banyak dari kita merasa bahwa bacaan kita bagus, udah sesuai sama yang diajarkan dulu pas TPA, padahal ternyata jauh berbeda. Pun terkadang ada yang bahkan tidak merasa salah dalam melafalkan bahasa ini dan merasa tenang dan santai saja.

Bukan seperti onta atau unta yang masih sekufu, bahkan al hamdu dan al khamdu memiliki dua makna yang jauh berbeda dalam bahasa Arab ini. Maka andaikan kita mau belajar dan menyadari betapa banyak makna yang sudah terbiaskan dari asalnya.

Iya, Allah tidak akan menghukum hambaNya yang tidak tahu. Tapi apa iya selamanya kita mau jadi mahluk yang miskin ilmu?

Yuk belajar tajwid, belajar tahsin, belajar bagaimana cara melafal bahasa yang dipilih oleh Rabbul Alamin.

Aaa iii uuu baa’

Klaten, 250716

Naik-naik ke puncak gunung

19/07/16

“Naik-naik ke puncak gunung
Tinggi tinggi sekali
Kiri kanan kulihat saja banyak pohon cemara a a a”

Lagu masa kecil tersebut seolah mendoktrin kita untuk berbahagia melihat hijaunya Alam semesta. Apalagi di gunung, dengan kesejukannya, berdendang akan semakin mengasyikkan dalam menikmati pemandangan.

Mungkin untuk mendidik generasi, perlu kita sedikit ganti liriknya.
“Naik-naik ke puncak gunung
Tinggi-tinggi sekali
Ku bersyukur nikmat Ilahi banyak-banyak sekali i i..”

Hehe
Kosbin Al Fatih 190716

M

18/07/16

Marasmus adalah salah satu penyakit yang saya pelajari pada awal masa belajar di fakultas kedokteran ini. Marasmus timbul karena malnutrisi atau kekurangan gizi pada seorang balita.

Biasanya penyakit ini ditandai dengan tubuh anak atau balita mirip orang tua, tubuh sangat kurus sehingga terlihat tulang hanya terbungkus oleh kulit, kulit keriput, perut berbentuk cekung dan kecenderungan anak yang mengalami kondisi ini adalah rewel dan mudah menangis.

Adapun apabila lebih spesifik pada kekurangan protein, maka akan timbul penyakit kwarshiokor. Penyakit ini ditandai dengan pembengkakan atau juga disebut edema pada seluruh tubuh, rambut tipis dan warnanya seperti rambut jagung sehingga mudah rontok dan mudah sekali dicabut, Ukuran otot mengecil dan sama juga terjadi perubahan mental menjadi rewel dan apati.

Dan kedua penyakit ini, masih saja menjadi masalah yang cukup serius di negara berkembang. Terutama di afrika dan mungkin juga di Indonesia. Ah, betapa kurang bersyukurnya kita diberi nikmat kesehatan dan cukup gizi.

Sungguh, kekurangan gizi saja sudah menimbulkan suatu permasalahan yang cukup serius. Maka, bagaimana apabila yang kekurangan ternyata bukan sekedar gizi? Tetapi juga harta, bahkan akhlaq diri?

Adalah sore ini, rumah saya kedatangan tamu seorang wanita paruh baya. Awalnya saya belum tahu siapa beliau, hingga akhirnya beliau menangis sambil menceritakan kisah hidupnya.

‘Hartanya bisa dipakai buat 7 turunan’, mungkin semua orang akan menganggap kekayaan beliau seperti itu. Ya, kekayaan beliau sebegitu banyaknya, sehingga semua orang tidak menyangka akan seperti ini nasib beliau kemudian.

Adalah saat itu beliau tidak mempunyai anak, kemudian mengambil keponakan beliau sebagai anak angkat. Anak itu diurus hingga dewasa dan purna sekolah bahkan sampai menyempurnakan separuh agama. Ternyata di masa 'pengangkatan’ itu, beliau memiliki anak.

Dan masalah bermula ketika anak angkat beliau menuntut hak untuk mendapat hak seperti yang didapatkan oleh anak kandung beliau. Beliau tidak mengiyakan. Akhirnya, suami anak angkat beliau yang juga seorang notaris membuat sebuah skenario hingga akhirnya semua kekayaan beliau disita dan tak mampu digunakan lagi sampai akhirnya jatuh miskin seperti ini.

Dan hari ini, saya mendengar tangisan beliau langsung, ingin meminjam uang hanya untuk biaya sewa rumah beliau. Ya Allah.

Maka bayangkan bagaimana seandainya bangsa ini miskin akhlaq. Apalagi keburukan yang akan tercipta?
Klaten, 180716

L

“Laki-laki seperti apa yang sebenarnya kau inginkan nduk?”

“Yang biasa saja pak. Bukan sarjana, bukan tentara, bukan saudagar kaya, yang penting mau menjaga kalamNya seumur hidupnya” jawab Aisyah, saat ditanya mengapa ia menolak lamaran yang entah sudah ke berapa.

K

17/07/16

Kenapa sengatan ubur-ubur bisa menyebabkan shock anafilaksis? Kenapa perlu diperlakukan moratorium fakultas kedokteran di Indonesia? Kenapa internship harus dijalani oleh dokter sebelum mendapatkan gelar STR? 

Kenapa menjadi salah satu pertanyaan yang agak sulit dijawab dalam soal ujian. Acapkali ketika soal essay ada di hadapan, banyak yang bingung terutama mahasiswa untuk menjawab sesuai dengan alasan yang seharusnya. Tetapi dalam kenyataan, kenapa menjadi salah satu pertanyaan yang perlu dicecarkan sebelum suatu keputusan dilaksanakan.

Misalnya seperti pertanyaan di atas, perlu diketahui banyak pihak alasan kenapa moratorium pendidikan kedokteran di Indonesia. Karena alasan a, b, c sehingga tujuan dan kemufakatan dapat dicapai.

Tapi ternyata ada yang beda dalam masalah ketaatan. Dalam kisah generasi termulia, para sahabat tak pernah mempertanyakan sesuatu yang memang sudah ada perintah dari langit.

Seperti puasa kemarin, semua taat, semua tunduk, ndak ada satu pun pihak yang mempertanyakan, kenapa sih harus subuh sampai maghrib. Kenapa bukan maghrib sampai dzuhur aja.

Andaikan sikap kita pada puasa seperti sikap pada ibadah lainnya :“
Klaten, 170716

J

J.A.R.V.I.S. merupakan singkatan dari Just a Rather Very Intelligent System. Dia mungkin aplikasi, software, OS, atau apapun namanya yang membantu Tony Stark dalam menjadi alter egonya, Iron Man.

Kemudian di dalam film Age of Ulthron, dikisahkan Jarvis dihancurkan oleh Urthron, kemudian diacak-acak sehingga di awal kemudian kita telah menganggapnya mati. Mesko di kemudian hari, kita akhirnya tahu Jarvis akhirnya mendapatkan ‘kulit'nya setelah ditransfer menjadi seorang (?) vision.

Kisah cerita bersama kawan SMA, barangkali semenarik kisah dari J.A.R.V.I.S. Di Awal menjadi sebuah kumpulan yang solid, sering bersama melewati masa-masa kelam dan cerah di SMA. Hingga akhirnya suka tak suka, mau tak mau, kami dipisahkan oleh wisuda. Meski tak seperti rusaknya J.A.R.V.I.S. tapi berpisah dengan mereka sudah cukup membuat trauma dalam hidup kami.

Dan akhirnya, setelah setahun menyebar di muka bumi, Jumat kemarin Allah memperkenankan kami untuk berkumpul kembali. Bertadabbur alam, touring dengan kuda besi kesayangan menembus bukit di wonogiri dan pacitan.

Dan ketika kumpul lagi seperti inilah, persaudaraan lebih kuat terasa. Iya, seperti J.A.R.V.I.S., ketika sudah diupgrade menjadi Vision. Kayak motor juga, dari vario jadi CB150R.. .-.

Klaten, 170716
Udah mulai gajelas lagi ✌

I

15/07/16

‘I’m iron man’, kalimat tersebut menjadi kalimat yang memulai sejarah marvel cinematic universe. Dimulai dari kisah fenomenal playboy pintar yang bisa membuat robot, akhirnya membuat studio marvel yakin untuk menerbitkan film-film lanjutannya.

Hampir puluhan film sudah diproduksi oleh studio marvel. Dan mengemas tagline marvel cinematic universe (MCU), film-film dari dunia captain america dan kawan-kawan mampu membius berjuta penonton di dunia.

Studio marvel pun berusaha melirik dunia tv series, di mana di sana telah ada drama superhero milik dc comics, arrow dan the flash. Meskipun cerita bisa dibilang biasa, akan tetapi kekuatan dari cerita berkesinambungan dan terintegrasi akan MCU membuat Agent of Shield menjadi favorit para pemirsa. Begitu indahnya jika dunia film saling bertautan antara satu dengan lainnya.

Di sisi lain, di dunia nyata sendiri, betapa suatu sistem yang terintegrasi masih perlu untuk diupayakan. Terutama di bidang kesehatan, di mana terkadang banyak muncul konflik dan polemik akan ketidaksaling pahaman ini.

Adalah salah satu contohnya, ketika di lapangan terjadi konflik antara dokter dan apoteker berkenaan dengan kewenangan memberikan pengobatan. Meskipun masing-masing memiliki tupoksi berbeda, akan tetapi tanpa kesepemahaman antara pihak satu dengan yang lainnya membuat masing-masing saling bersuudzon dan merasa pihak yang sebelah adalah pihak yang salah.

Maka bersebab itulah, dicanangkan program IPE, interprofesional education. Biar bisa jadi kayak MCU, atau nanti diubah jadi MPU, medical Profession Universe. Oke, hud receh.

Intinya, apa sih IPE itu? Kalau menurut WHO IPE bermakna sebuah proses pembelajaran antara berbagai mahasiswa kesehatan atau tenaga kesehatan dengan berbagai latar pendidikan dengan tujuan utama adalah interaksi antar tenaga kesehatan dan berkolaborasi untuk menghasilkan usaha kesehatan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif dan usaha kesehatan lainnya.

Psst: Masih Kepo sama IPE? Sama. Maaf huda udah lelah ngetiknya di jalan2. Lagian ini aslinya juga postingan hari kemarin.

Kapan-kapan bisalah kita ngopi bareng bahas bahas masalah kedokteran lebih dalam. Siapa tahu jodoh.

Wonogiri, 150716
Yang lagi terjebak hujan di tengah turing .-.

H

13/07/16

‘HAIL HYDRA’. Beberapa minggu yang lalu penggemar komik marvel dikejutkan dengan munculnya cover komik di mana Capten America mengucapkannya.

Seperti yang kita tahu, kalimat tersebut menjadi fenomenal bagi kalangan penggemar Marvel comic. Yap, hail hydra merupakan slogan dan tanda kesetiaan dari pengikut hydra selaku musuh dari S.H.I.E.L.D. Saya tak ingin berkata banyak tentang Marvel Cinematic Universe, tapi intinya karena kalimat itulah agent Ward yang awalnya dielukan menjadi sosok yang mungkin disayangkan keanggotaanya pada hydra bagi sebagian orang.

Hal yang menarik selanjutnya, ialah bagaimana di film CA: Civil War, dikisahkan loyalitas para agent dari hydra yang begitu hebatnya. Bahkan saat disiksa oleh Zemo di dalam air pun mereka tetap teguh memegang kalimat 'hail hydra’, hingga akhirnya ajal menjemputnya.

Ah, yang di atas memang tak lebih dari sekedar cerita karangan manusia. Tetapi pelajarannya, betapa hebatnya loyalitas dan keistiqomahan mereka meyakini jalan yang mereka lalui.

Maka tak salah, ketika suatu hari Rasul bertanya, 'wahai Rasul, berilah aku perkataan yang tiada kan kutanyakan kepada selainmu’. Dan saat itu Rasul menjawab 'Qul amantu billah tsumma istaqim. Katakanlah, aku beriman kepada Allah, kemudian beristiqomahlah.’

Maka di zaman ini, zaman di mana beristiqomah layaknya memegang bara api, selaiknya kita terus meneladani kisah bilal ketika disiksa majikannya. Hanya satu kalimat agung yang keluar dari mulutnya. Ahad. Ahad. Ahad.

Betapa sebenarnya kita sebegitu jauh dari surga.

Maka betapa Indah doa yang diajarkan oleh Rasul

“Wahai Dzat yang membolak-balikkan hati
Tetapkanlah hati ini pada agamamu.”

KosbinAlFatih 130716
Yang masih terus belajar buat istiqomah

G

12/07/16

Guru menjadi sosok yang disorot akhir-akhir ini. Terkisahkan seorang guru yang dituntut oleh wali murid yang diajarnya, bersebab ‘kekerasan’ yang dia lakukan. Mungkin akhirnya kasus keduanya terselesaikan dengan kekeluargaan, tetapi saya rasa kekesalan netizen dan meme-meme yang ada tidak akan mudah hilang dengan kekeluargaan saja.

Dan akhirnya, muncul berbagai sindiran. Dari kisah tentang perbedaan zaman dahulu dan kini, dimana dahulu seorang anak akan ditambah hukuman saat melapor dia dihukum gurunya, sedangkan di masa kini orang tua justru malah melaporkan gurunya ke polisi.

Ada juga yang mengancam agar para orang tua mendirikan sekolah sendiri, membuat ujian sendiri, dan mengeluarkan ijazah sendiri jika ingin anaknya tidak dihukum. Semakin peliklah masalah ini. Bahkan, ketika ada sekolah yang membuat MoU tentang masalah ini pun, timbul lagi permasalahan dari menteri yang tidak menyetujuinya. Betapa serba salah menjadi seorang guru.

Saya jadi teringat tentang kisah adik kelas saya, bagaimana kekerasan menjadi bagian dari hidupnya. Adalah ayahnya seorang ustadz yang terkenal keras dalam mendidik murid-muridnya, termasuk anaknya yaitu adik kelas saya ini. Terkisah, dia sering dirotan ayahnya saat tidak serius dalam belajar.
Saya yakin, pasti di awal adik kelas saya ini merasa kesal. Di saat teman-temannya bisa bebas bermain dan menjalani hidupnya, dia harus 'terkekang’ belajar agama. Mungkin, itu dulu. Tapi saya lebih yakin, sekarang dia bersyukur dengan rotan itu, karena telah mengantarkannya mendapatkan sanad AlQuran, umroh sebagai tamu kehormatan, dan mengisi berbagai seminar keIslaman.

Barangkali bukan kekerasannya yang dihilangkan. Tetapi bagaimana mengarahkan 'kekerasan’ itu untuk kebaikan, dan dengan penuh ketulusan.

Di sudut lain, cerita tentang guru juga menjadi sisi menarik dari kisah pernikahan ustadz Salim yang beliau sampaikan dia akun media sosial beliau. Bagaimana dengan status guru yang disandang orang tua beliau, membuat sang mertua menjadi yakin untuk menerima pinangannya.

Pun mertua beliau juga meyakini, bahwa guru adalah sebuah profesi yang mulia, yang beliau impikan di masa muda. Dan tertulislah sejarah indah itu, menjadi mantu karena pekerjaan guru.

Adalah Rasulullah sendiri yang menyabdakan, bahwa mereka yang terbaik bukan hanya mereka yang mau belajar, tapi juga yang mau mengajarkan. Menjadi guru, menjadi ulama. Dan Rasul juga menyabdakan, bahwa ulama telah menjadi pewaris dari para Anbiya, yang mewariskan ilmu, bukan harta.

Maka, berbahagialah para guru, dengan keikhlasan mereka membagi ilmu. Maka terberkahkanlah hidup para ulama, bersebab kesabaran mereka mendidik para siswa dan membangun generasi berikutnya.

Semoga niat-niat mereka selalu hanya untukNya. Karena guru akan tetap menjadi profesi mulia, dulu, kini, esok, dan selamanya.

Psst: Saya masih saja bermimpi, bisa bersanding dengan seorang guru. Entah guru 'mapel umum’, guru agama, atau guru 'mahasiswa’. Mimpi boleh kan? 😅 -yg ini gapenting .-.
Klaten, 120716

F

11/07/16

“France cannot be destroyed. She is an old country who, despite her misfortunes, has, and always will have, thanks to her past, a tremendous prestige in the world, whatever the fate inflicted upon her.”
-Pierre Laval

Karir mantan perdana menteri tersebut memang telah mencapai antiklimaks setelah dihukum mati dengan tuduhan penghianat yang tersemat. Akan tetapi, kata-kata sakti itu akan terus bersemayam di benak orang Perancis, setidaknya sampai hari ini. Hari bersejarah bagi Eropa dan dunia.
 Oke, yang ini Huda sok tahu.

Tetapi memang, quote tersebut bisa mewakili kondisi Perancis saat ini. Bermain di depan publik sendiri, dengan dukungan penuh, tetapi ternyata dewi keberuntungan belum berada di pihak mereka. Adalah sejak menit-menit awal Portugal mampu memenangkan hati dunia, bersebab sang Kapten yang dilanggar oleh seorang pemain yang sedang dipuja. Dan akhirnya, sang pemain, Payet pun menjadi bahan bully-an di media massa bersebab satu kesalahan tersebut. Sungguh, sebuah kesalahan yang mengubur berbagai peristiwa fenomenal.

Tercatat, tujuh tembakan dari tim berjuluk les bleus itu menemui sasaran. Pun mistar gawang masih menjadi benteng kokoh yang menghalangi kemenangan tuan rumah. Hingga kegemilangan mereka di babak penyisihan menjadi terlupakan. Semoga penduduk Perancis teringat dengan quote ini.

Sedangkan berdiri di sisi protagonis timnas Portugal, dengan segala keterbatasan. Dengan sebuah tekanan hebat setelah megabintang mereka harus keluar dengan linangan air mata. Sungguh sebuah kehilangan yang besar. Akan tetapi mereka tak mau berlarut. Portugal terus berupaya berjuang, dengan semangat sang Kapten yang dititipkan pada rekan-rekannya.

Hingga akhirnya drama hari ini pun berakhir dengan gol semata wayang Eder yang menggetarkan jala timnas Perancis. Penonton bersorak, baik yang di lapangan, maupun yang menonton dari balik layar. Semua telah menganggap Perancis sebagai tokoh antagonis, dan menganggap kemenangan ini sebagai kemenangan bersama. Pun saya yakin, seandainya Portugal kalah akan segera bermunculan meme yang berkata ‘France won the Cup, Ronaldo won our hearts’. Meski akhirnya prediksi saya terbantahkan.

Maka berbicara tentang Portugal, saya jadi teringat kisah itu. Sebuah kisah ketika Madinah berada pada suasana getir dan duka. Berita wafatnya Rasul sang Kekasih Mulia menyebar, dan lelaki bertubuh besar itu tidak percaya, berkeliling seantero Madinah dengan menghunuskan pedangnya, membuat suasana di hari itu semakin mencekam.

Adalah perbedaannya saat itu Abu Bakar yang menjadi penenangnya. Terlantunlah ucapan agung itu, 'Barangsiapa yang menyembah Muhammad maka sesungguhnya Muhammad telah mati, dan barangsiapa yang menyembah Allah sesungguhnya Allah Maha Hidup lagi Tiada Kan Mati’, seraya membaca surat Ali Imron ayat 144

Bergetar hebatlah lelaki besar itu, seolah baru mendengar ayat itu untuk pertama kali. Dan dari kejernihan hati Abu Bakar kita belajar, bahwa sesungguhnya dakwah ini akan terus berjalan sampai kelak kiamat tiba.

Dari timnas Portugal kita belajar, bahwa tak layak untuk menggantungkan harapan pada manusia, sehebat apapun ia. Dari timnas Portugal kita belajar, bahwa jalan kebaikan haruslah terus berjalan, meski tanpa tokoh yang dikenal hebat, meski tanpa tokoh yang memiliki nama, karena kesuksesan dan kebahagiaan akan terwujudkan bagi mereka yang mau berusaha.

Maka, apakah kita hanya menikmati, atau mau mengambil pelajaran yang berarti?

Psst: ketika membahas masalah ini di grup tadi, ada salah seorang ikhwah yang bertanya, 'siapakah CR itu?’ Lalu ada kawan yg spontan menjawab, dia adalah seorang donatur Palestina. Hey, iya. Bahkan Cristiano Ronaldo dengan dasar kemanusiaan pun mendukung Palestina dengan harta dan ketenarannya. Lalu sudahkah kita berbuat bagi mereka?

Klaten, 110616
Ditengah suasana hebring Pokemon GO, superfamily100, dan cerita nikahnya ust Salim A Fillah

E

10/07/16

Emas hitam adalah julukan komoditas utama dari negara tetangga dengan pendapatan di atas rata-rata. Dengan cadangan yang melimpah, Brunei Darussalam menjadi sebuah negara kaya yang diimpikan oleh berjuta pasang mata. Dengan kecukupan sumber daya tersebut, betapa banyak ‘program tanpa biaya’ yang mendukung kesejahteraan rakyatnya.

180° dengan negara tetangga, entah kenapa dengan jumlah minyak bumi yang tak kalah sedikit, Indonesia masih saja berputar pada lingkaran prasejahtera yang tak berujung seperti ini. Berputar pada seputar masalah kesehatan, pendidikan, mental, dan korupsi. Ah, barangkali karena para pemangku kebijakan belum memiliki grup WA.

Di sudut bumi lain, juga terdapat sebuah negara yang tak kalah kaya. Negara yang daerahnya mencangkup dua masjid besar umat Islam. Negara itu, Saudi Arabia.

Adalah negara ini, awalnya adalah sebuah negara yang biasa. Terkenal dengan padang pasir dan menggantungkan perekonomian hanya dari pendapatan Jemaah haji yang datang.

Hingga akhirnya Allah berikan kemakmuran, Allah jaminkan kecukupan, terlepas dari pro kontra dari negara tersebut, bersebab -kata seorang ulama- berkah dari dua tanah haram tersebut. Dengan emas hitam yang terkandung di dalam perutnya, seolah ingin dikatakan pada para pejabat di Arab, 'tak perlu ragu untuk menjamu tamu Allah, karena telah Allah jaminkan kecukupan atasnya’.

Akhirnya pun, dadi emas hitam tersebut kini kaum muslimin terfasilitasi untuk berhaji di tanah suci.
Memang, karena apabila Allah menginginkan kebaikan pada hambaNya, tak sulit bagiNya untuk berkata, 'jadilah. Maka jadilah’. Maka, apakah diri kita sendiri menginginkan kebaikan tersebut?

D

09/07/16

Dokter menjadi salah satu profesi yang didambakan semua orang. Betapa di masa kecil dulu, banyak kawan yang bercita untuk menjadi dokter di masa dewasa. Pun, masih banyak juga para orang tua berharap memiliki anak maupun menantu seorang dokter, dengan harapan kesejahteraan hidup di masa mendatang.

Alhamdulillah, di masa ini saya diberi kesempatan untuk menjadi salah satu yang berproses mendapatkan gelar tersebut. Jujur, ada dua alternatif impian saat dulu memutuskan untuk mengambil jurusan dengan passing grade tertinggi ini.

Pertama, saya ingin menjadi orang kaya. Bukan hanya kaya biasa, tapi kaya di atas orang kaya rata-rata. Saya bermimpi ingin menjadi seperti dokter tundjung, menginfakkan sebagian besar harta untuk Islam, dan menyambung estafet perjuangan.

Kedua, saya bermimpi untuk mewujudkan bimaristan kedua. Sebuah lembaga pengobatan gratis, bahkan memberikan emas kepada pasien atas sakit yang membuat mereka tidak bisa bekerja. Meski seiring berjalannya waktu, saya tersadar bahwa terkadang gratis bukan menjadi sebuah kebaikan.

Dan, semakin menyelami dunia profesi ini, saya justru tersadar bahwa dunia ini tak sesederhana yang saya bayangkan sebelumnya. Ada begitu banyak bumbu sedap yang tertambahkan, dari isu moratorium kedokteran, isu tentang kebijakan jaminan kesehatan, isu tentang nasib dokter dan layanan primer masa depan, hingga nasib dokter dengan stigma masyarakat dan benturan-benturannya dengan profesi lain di dunia kesehatan.

Di balik berbagai stigma negatif yang ada, kadang rasa prihatin itu menyusup. Bagaimana seorang dokter dianggap mengejar harta dan dunia, padahal sebenarnya dokter juga tetaplah manusia. Bagaimana keawaman masyarakat, tekanan yang diberikan, berbagai regulasi dan aturan yang ditetapkan, membuat posisi profesi ini menjadi dua sisi mata uang. Bisa mengangkat harkat dan martabat di akhirat dan dunia, atau justru menghinakan dan membuat manusia menjadi budak dunia.

Ah, begitu pelik.
Tapi saya yakin, bahwa niatan mulia itu masih dimiliki sebagian besar dari kami. Semoga di sisa perjalanan yang masih jauh ini, niatan kita tetap dikokohkan tetap untuknya, dan setiap ujian yang ditetapkan mampu menjadi pelajaran dan pendewasaan kelak nantinya.

Klaten, 9 Juli 2016
Sebuah coretan tanpa inti utama :“

C

08/07/16

Cerita, menjadi salah satu sarana efektif untuk menyampaikan sebuah pesan dan nilai kebaikan. Di Al Quran pun, Allah banyak menceritakan kisah umat umat terdahulu, agar Nabi Muhammad terhibur hatinya, agar umat ini mau mengambil pelajaran daripadanya.

Pun dalam banyak hadist, ada begitu banyak kisah-kisah yang diceritakan oleh Rasulullah. Dari kisah tentang ashabul Ukhdud, hingga kisah seorang pembunuh dengan 99 korban serta abid dan alimnya.
Pun dari para sahabat, berbagai kisah heroik juga tercatat dalam sejarah. Kisah tentang syahid yang berjalan di muka bumi, kisah keistriable-an Ummu Sulaimah binti Milhan, dan romantisme Salman dan Abu Darda.

Maka, barangkali kita perlu belajar untuk bercerita. Agar nilai kebajikan tersebut menjadi mudah untuk dicerna.

Akan tetapi, seperti yang telah kita pahami, bahwa sesuatu yang berlebih tak kan baik bagi diri. Pun dalam bercerita. Adalah sebuah kebaikan untuk berbagi kebaikan dan cerita menawan, tapi Rasul mewantikan agar tetap memilah dan memilih apa yang akan kita ucapkan.

Karena Beliau bersabda, cukuplah seseorang dikatakan dusta, manakala ia bercerita semua yang didengarnya. Karena menahan akan jauh lebih utama. Seperti berita bom madinah kemarin, betapa banyak fitnah dan buruk sangka tercipta, bersebab gegabahnya kita dalam membagikan berita.
Istighfar, barangkali lebih harus sering kita ucapkan.

Maka, tahanlah cerita menikahmu hingga tiba masanya, sebagaimana kamu dulu menahan diri untuk mengungkapkan cinta.

Yang terakhir beda cerita 😂

B

07/07/16

Bersyukur atas nikmat yang diberikan, menjadi sebuah perkara yang amat mudah dilantun oleh lisan. Tetapi untuk mewujudkan dalam perbuatan, barangkali melakukannya tak semudah membalikkan telapak tangan. Manusia barangkali terlalu bebal, acapkali enggan untuk bersyukur, meski hanya dengan lisan, meski mereka tahu bahwa akan ditambah nikmat yang disyukurkan.

Maka ketika lebaran tiba, betapa banyak nikmat yang terlupakan untuk disyukuri. Dari nikmat merasakan sholat, nikmat bertemu dengan karib kerabat, hingga nikmat menyantap berbagai hidangan lezat.

Karena setiap nikmat memiliki hak untuk disyukuri. Dari nikmat jamuan, untuk didoakan dan dimakan dengan adab dan kesopanan. Dari nikmat bertemu saudara, untuk saling berbagi maaf dan melantun doa keberkahan. Dari nikmat diberi kendaraan, untuk digunakan menuju majelis ilmu dan berbagi kebaikan.

Pun juga pada nikmat yang lain. Nikmat cerdas dan pandai, untuk tetap rendah hati dalam berbagi ilmu yang dipunyai. Nikmat kaya dan harta, untuk tetap tak pelit berbagi. Nikmat akan kegantengan fisik, untuk tak merasa jumawa dan tetap mengikhlaskan segala perbuatan untuk Sang Pembolak-balik hati.

Maka ketika lebaran ini diberi kecukupan THR, bahkan lebih dari yang dibayangkan sebelumnya, kesyukuran itu akan lebih berhak dan lebih utama. Bersyukurlah, dengan menyisihkan sebagian untuk mereka yang belum diberi kesempatan mendapat seperti yang kau dapatkan. Bersyukurlah, dengan menyisihkan sebagian untuk tabungan impian mulia masa depan. Atau bersyukurlah, dengan membeli barang baru, celana, baju, atau sepatu, dan menggunakannya untuk berjalan ke jalan kebaikan dan majelis ilmu.

Karena ada begitu banyak jalan untuk bersyukur. Maka, masihkah kita mau menjadi hamba yang kufur?

A

Adalah malam ini, menjadi malam pertama yang dilalui sebakda Ramadhan. Di hari pertama bulan Syawal ini, ada begitu banyak pelajaran yang didapatkan.

Salah satunya adalah kebersamaan. Kita rasakan bagaimana menyentuhnya saat melihat ribuan umat muslim berkumpul bersama di satu tempat, mengumandangkan takbir secara serempak, melantunkan pujian bagi Rabb Yang Maha Kaya.

Andaikan kebersamaan seperti ini bisa dijumpai di lain hari. Tak lagi terbayang betapa majunya peradaban Islami di negeri ini.

Meski begitu, masih ada pe er menanti di bulan ini, ‘bagaimana menjaga masjid itu tetap terisi’
 
FREE BLOGGER TEMPLATE BY DESIGNER BLOGS