F

11/07/16

“France cannot be destroyed. She is an old country who, despite her misfortunes, has, and always will have, thanks to her past, a tremendous prestige in the world, whatever the fate inflicted upon her.”
-Pierre Laval

Karir mantan perdana menteri tersebut memang telah mencapai antiklimaks setelah dihukum mati dengan tuduhan penghianat yang tersemat. Akan tetapi, kata-kata sakti itu akan terus bersemayam di benak orang Perancis, setidaknya sampai hari ini. Hari bersejarah bagi Eropa dan dunia.
 Oke, yang ini Huda sok tahu.

Tetapi memang, quote tersebut bisa mewakili kondisi Perancis saat ini. Bermain di depan publik sendiri, dengan dukungan penuh, tetapi ternyata dewi keberuntungan belum berada di pihak mereka. Adalah sejak menit-menit awal Portugal mampu memenangkan hati dunia, bersebab sang Kapten yang dilanggar oleh seorang pemain yang sedang dipuja. Dan akhirnya, sang pemain, Payet pun menjadi bahan bully-an di media massa bersebab satu kesalahan tersebut. Sungguh, sebuah kesalahan yang mengubur berbagai peristiwa fenomenal.

Tercatat, tujuh tembakan dari tim berjuluk les bleus itu menemui sasaran. Pun mistar gawang masih menjadi benteng kokoh yang menghalangi kemenangan tuan rumah. Hingga kegemilangan mereka di babak penyisihan menjadi terlupakan. Semoga penduduk Perancis teringat dengan quote ini.

Sedangkan berdiri di sisi protagonis timnas Portugal, dengan segala keterbatasan. Dengan sebuah tekanan hebat setelah megabintang mereka harus keluar dengan linangan air mata. Sungguh sebuah kehilangan yang besar. Akan tetapi mereka tak mau berlarut. Portugal terus berupaya berjuang, dengan semangat sang Kapten yang dititipkan pada rekan-rekannya.

Hingga akhirnya drama hari ini pun berakhir dengan gol semata wayang Eder yang menggetarkan jala timnas Perancis. Penonton bersorak, baik yang di lapangan, maupun yang menonton dari balik layar. Semua telah menganggap Perancis sebagai tokoh antagonis, dan menganggap kemenangan ini sebagai kemenangan bersama. Pun saya yakin, seandainya Portugal kalah akan segera bermunculan meme yang berkata ‘France won the Cup, Ronaldo won our hearts’. Meski akhirnya prediksi saya terbantahkan.

Maka berbicara tentang Portugal, saya jadi teringat kisah itu. Sebuah kisah ketika Madinah berada pada suasana getir dan duka. Berita wafatnya Rasul sang Kekasih Mulia menyebar, dan lelaki bertubuh besar itu tidak percaya, berkeliling seantero Madinah dengan menghunuskan pedangnya, membuat suasana di hari itu semakin mencekam.

Adalah perbedaannya saat itu Abu Bakar yang menjadi penenangnya. Terlantunlah ucapan agung itu, 'Barangsiapa yang menyembah Muhammad maka sesungguhnya Muhammad telah mati, dan barangsiapa yang menyembah Allah sesungguhnya Allah Maha Hidup lagi Tiada Kan Mati’, seraya membaca surat Ali Imron ayat 144

Bergetar hebatlah lelaki besar itu, seolah baru mendengar ayat itu untuk pertama kali. Dan dari kejernihan hati Abu Bakar kita belajar, bahwa sesungguhnya dakwah ini akan terus berjalan sampai kelak kiamat tiba.

Dari timnas Portugal kita belajar, bahwa tak layak untuk menggantungkan harapan pada manusia, sehebat apapun ia. Dari timnas Portugal kita belajar, bahwa jalan kebaikan haruslah terus berjalan, meski tanpa tokoh yang dikenal hebat, meski tanpa tokoh yang memiliki nama, karena kesuksesan dan kebahagiaan akan terwujudkan bagi mereka yang mau berusaha.

Maka, apakah kita hanya menikmati, atau mau mengambil pelajaran yang berarti?

Psst: ketika membahas masalah ini di grup tadi, ada salah seorang ikhwah yang bertanya, 'siapakah CR itu?’ Lalu ada kawan yg spontan menjawab, dia adalah seorang donatur Palestina. Hey, iya. Bahkan Cristiano Ronaldo dengan dasar kemanusiaan pun mendukung Palestina dengan harta dan ketenarannya. Lalu sudahkah kita berbuat bagi mereka?

Klaten, 110616
Ditengah suasana hebring Pokemon GO, superfamily100, dan cerita nikahnya ust Salim A Fillah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Saran Anda Untuk Perbaikan Diri dan Koreksi. Terima Kasih :)

 
FREE BLOGGER TEMPLATE BY DESIGNER BLOGS