Bersyukur atas nikmat yang diberikan, menjadi sebuah perkara yang
amat mudah dilantun oleh lisan. Tetapi untuk mewujudkan dalam perbuatan,
barangkali melakukannya tak semudah membalikkan telapak tangan. Manusia
barangkali terlalu bebal, acapkali enggan untuk bersyukur, meski hanya
dengan lisan, meski mereka tahu bahwa akan ditambah nikmat yang
disyukurkan.
Maka ketika lebaran tiba, betapa banyak nikmat yang terlupakan untuk
disyukuri. Dari nikmat merasakan sholat, nikmat bertemu dengan karib
kerabat, hingga nikmat menyantap berbagai hidangan lezat.
Karena setiap nikmat memiliki hak untuk disyukuri. Dari nikmat
jamuan, untuk didoakan dan dimakan dengan adab dan kesopanan. Dari
nikmat bertemu saudara, untuk saling berbagi maaf dan melantun doa
keberkahan. Dari nikmat diberi kendaraan, untuk digunakan menuju majelis
ilmu dan berbagi kebaikan.
Pun juga pada nikmat yang lain. Nikmat cerdas dan pandai, untuk tetap
rendah hati dalam berbagi ilmu yang dipunyai. Nikmat kaya dan harta,
untuk tetap tak pelit berbagi. Nikmat akan kegantengan fisik, untuk tak
merasa jumawa dan tetap mengikhlaskan segala perbuatan untuk Sang
Pembolak-balik hati.
Maka ketika lebaran ini diberi kecukupan THR, bahkan lebih dari yang
dibayangkan sebelumnya, kesyukuran itu akan lebih berhak dan lebih
utama. Bersyukurlah, dengan menyisihkan sebagian untuk mereka yang belum
diberi kesempatan mendapat seperti yang kau dapatkan. Bersyukurlah,
dengan menyisihkan sebagian untuk tabungan impian mulia masa depan. Atau
bersyukurlah, dengan membeli barang baru, celana, baju, atau sepatu,
dan menggunakannya untuk berjalan ke jalan kebaikan dan majelis ilmu.
Karena ada begitu banyak jalan untuk bersyukur. Maka, masihkah kita mau menjadi hamba yang kufur?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Saran Anda Untuk Perbaikan Diri dan Koreksi. Terima Kasih :)