Cerita, menjadi salah satu sarana efektif untuk menyampaikan sebuah
pesan dan nilai kebaikan. Di Al Quran pun, Allah banyak menceritakan
kisah umat umat terdahulu, agar Nabi Muhammad terhibur hatinya, agar
umat ini mau mengambil pelajaran daripadanya.
Pun dalam banyak hadist, ada begitu banyak kisah-kisah yang
diceritakan oleh Rasulullah. Dari kisah tentang ashabul Ukhdud, hingga
kisah seorang pembunuh dengan 99 korban serta abid dan alimnya.
Pun dari para sahabat, berbagai kisah heroik juga tercatat dalam
sejarah. Kisah tentang syahid yang berjalan di muka bumi, kisah
keistriable-an Ummu Sulaimah binti Milhan, dan romantisme Salman dan Abu
Darda.
Maka, barangkali kita perlu belajar untuk bercerita. Agar nilai kebajikan tersebut menjadi mudah untuk dicerna.
Akan tetapi, seperti yang telah kita pahami, bahwa sesuatu yang
berlebih tak kan baik bagi diri. Pun dalam bercerita. Adalah sebuah
kebaikan untuk berbagi kebaikan dan cerita menawan, tapi Rasul
mewantikan agar tetap memilah dan memilih apa yang akan kita ucapkan.
Karena Beliau bersabda, cukuplah seseorang dikatakan dusta, manakala
ia bercerita semua yang didengarnya. Karena menahan akan jauh lebih
utama. Seperti berita bom madinah kemarin, betapa banyak fitnah dan
buruk sangka tercipta, bersebab gegabahnya kita dalam membagikan berita.
Istighfar, barangkali lebih harus sering kita ucapkan.
Maka, tahanlah cerita menikahmu hingga tiba masanya, sebagaimana kamu dulu menahan diri untuk mengungkapkan cinta.
Yang terakhir beda cerita 😂
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Saran Anda Untuk Perbaikan Diri dan Koreksi. Terima Kasih :)