Marasmus adalah salah satu penyakit yang saya pelajari pada awal masa
belajar di fakultas kedokteran ini. Marasmus timbul karena malnutrisi
atau kekurangan gizi pada seorang balita.
Biasanya penyakit ini ditandai dengan tubuh anak atau balita mirip
orang tua, tubuh sangat kurus sehingga terlihat tulang hanya terbungkus
oleh kulit, kulit keriput, perut berbentuk cekung dan kecenderungan anak
yang mengalami kondisi ini adalah rewel dan mudah menangis.
Adapun apabila lebih spesifik pada kekurangan protein, maka akan
timbul penyakit kwarshiokor. Penyakit ini ditandai dengan pembengkakan
atau juga disebut edema pada seluruh tubuh, rambut tipis dan warnanya
seperti rambut jagung sehingga mudah rontok dan mudah sekali dicabut,
Ukuran otot mengecil dan sama juga terjadi perubahan mental menjadi
rewel dan apati.
Dan kedua penyakit ini, masih saja menjadi masalah yang cukup serius
di negara berkembang. Terutama di afrika dan mungkin juga di Indonesia.
Ah, betapa kurang bersyukurnya kita diberi nikmat kesehatan dan cukup
gizi.
Sungguh, kekurangan gizi saja sudah menimbulkan suatu permasalahan
yang cukup serius. Maka, bagaimana apabila yang kekurangan ternyata
bukan sekedar gizi? Tetapi juga harta, bahkan akhlaq diri?
Adalah sore ini, rumah saya kedatangan tamu seorang wanita paruh
baya. Awalnya saya belum tahu siapa beliau, hingga akhirnya beliau
menangis sambil menceritakan kisah hidupnya.
‘Hartanya bisa dipakai buat 7 turunan’, mungkin semua orang akan
menganggap kekayaan beliau seperti itu. Ya, kekayaan beliau sebegitu
banyaknya, sehingga semua orang tidak menyangka akan seperti ini nasib
beliau kemudian.
Adalah saat itu beliau tidak mempunyai anak, kemudian mengambil
keponakan beliau sebagai anak angkat. Anak itu diurus hingga dewasa dan
purna sekolah bahkan sampai menyempurnakan separuh agama. Ternyata di
masa 'pengangkatan’ itu, beliau memiliki anak.
Dan masalah bermula ketika anak angkat beliau menuntut hak untuk
mendapat hak seperti yang didapatkan oleh anak kandung beliau. Beliau
tidak mengiyakan. Akhirnya, suami anak angkat beliau yang juga seorang
notaris membuat sebuah skenario hingga akhirnya semua kekayaan beliau
disita dan tak mampu digunakan lagi sampai akhirnya jatuh miskin seperti
ini.
Dan hari ini, saya mendengar tangisan beliau langsung, ingin meminjam uang hanya untuk biaya sewa rumah beliau. Ya Allah.
Maka bayangkan bagaimana seandainya bangsa ini miskin akhlaq. Apalagi keburukan yang akan tercipta?
Klaten, 180716
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Saran Anda Untuk Perbaikan Diri dan Koreksi. Terima Kasih :)