M

18/07/16

Marasmus adalah salah satu penyakit yang saya pelajari pada awal masa belajar di fakultas kedokteran ini. Marasmus timbul karena malnutrisi atau kekurangan gizi pada seorang balita.

Biasanya penyakit ini ditandai dengan tubuh anak atau balita mirip orang tua, tubuh sangat kurus sehingga terlihat tulang hanya terbungkus oleh kulit, kulit keriput, perut berbentuk cekung dan kecenderungan anak yang mengalami kondisi ini adalah rewel dan mudah menangis.

Adapun apabila lebih spesifik pada kekurangan protein, maka akan timbul penyakit kwarshiokor. Penyakit ini ditandai dengan pembengkakan atau juga disebut edema pada seluruh tubuh, rambut tipis dan warnanya seperti rambut jagung sehingga mudah rontok dan mudah sekali dicabut, Ukuran otot mengecil dan sama juga terjadi perubahan mental menjadi rewel dan apati.

Dan kedua penyakit ini, masih saja menjadi masalah yang cukup serius di negara berkembang. Terutama di afrika dan mungkin juga di Indonesia. Ah, betapa kurang bersyukurnya kita diberi nikmat kesehatan dan cukup gizi.

Sungguh, kekurangan gizi saja sudah menimbulkan suatu permasalahan yang cukup serius. Maka, bagaimana apabila yang kekurangan ternyata bukan sekedar gizi? Tetapi juga harta, bahkan akhlaq diri?

Adalah sore ini, rumah saya kedatangan tamu seorang wanita paruh baya. Awalnya saya belum tahu siapa beliau, hingga akhirnya beliau menangis sambil menceritakan kisah hidupnya.

‘Hartanya bisa dipakai buat 7 turunan’, mungkin semua orang akan menganggap kekayaan beliau seperti itu. Ya, kekayaan beliau sebegitu banyaknya, sehingga semua orang tidak menyangka akan seperti ini nasib beliau kemudian.

Adalah saat itu beliau tidak mempunyai anak, kemudian mengambil keponakan beliau sebagai anak angkat. Anak itu diurus hingga dewasa dan purna sekolah bahkan sampai menyempurnakan separuh agama. Ternyata di masa 'pengangkatan’ itu, beliau memiliki anak.

Dan masalah bermula ketika anak angkat beliau menuntut hak untuk mendapat hak seperti yang didapatkan oleh anak kandung beliau. Beliau tidak mengiyakan. Akhirnya, suami anak angkat beliau yang juga seorang notaris membuat sebuah skenario hingga akhirnya semua kekayaan beliau disita dan tak mampu digunakan lagi sampai akhirnya jatuh miskin seperti ini.

Dan hari ini, saya mendengar tangisan beliau langsung, ingin meminjam uang hanya untuk biaya sewa rumah beliau. Ya Allah.

Maka bayangkan bagaimana seandainya bangsa ini miskin akhlaq. Apalagi keburukan yang akan tercipta?
Klaten, 180716

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Saran Anda Untuk Perbaikan Diri dan Koreksi. Terima Kasih :)

 
FREE BLOGGER TEMPLATE BY DESIGNER BLOGS