Kelompok 3, kece-kece yak, eh |
“ Impian ada di tengah peluh bagai bunga yang mekar secara
perlahan ...”
Oke stop jangan diterusin. Itu cuma cuplikan lirik yang kebetulan
(kebetulan?) kedengeran waktu jalan kemaren. Jujur, aku nggak (terlalu) hafal,
mungkin kalian ada yang lebih hafal? Sedikit out of topik, sehabis
denger lagu ini aku jadi bersemangat lagi setelah mulai penat dan lelah jalan 4
hari.
Yap, kembali ke topik utama, aku pengen bercerita tentang long
march tahun lalu. Bukan bermaksud buat pamer atau riya’, cuma buat sekedar
berbagi pengalaman dan ilmu yang aku dapetin selama perjalanan 4 hari 4 malam.
Persiapan Long March |
Ahad, 15 Desember 2013
Perjalanan kami dimulai. Berbekal persiapan yang udah ada,
terus tausiyah singkat dari Ustadz Syihab, kami berangkat memulai ekspedisi
memutari Lawu. Kelompokku berangkat ke 6. Hari pertama katanya paling berat.
Dimulai dari Ma’had terus jalan ampe Sarangan.
Tausiyah Ustadz Syihab jilid 1 |
Berjalan sekitar 4 jam cuaca berubah, bukan sekedar mendung
tapi hujan deras. Aku yang waktu itu sok kuat nekat nggak makai jas hujan. Dan
hasilnya aku kedinginan dan selangkanganku lecet semua. Tapi alhamdulillah,
hujan akhirnya reda. Setibanya di bundaran HI-nya Tawangmangu, kami berhenti.
Nyantap-nyantap cilok yang kebetulan (pedaganya) ikut berteduh. So sweet
pokoknya. Sayang disekeliling aku cowok semua -_- :D
Kemudian perjalanan dilanjutkan kembali. Masih diiringi
dnegan bulir barakah dari langit. Jam 1 kami sampai di pos bayangan. Istirahat
lagi, sholat ama makan siang. Langsung cabut lagi. Setelah itu perjalanan
biasa, nggak ada momen spesial, hingga kami tiba di Cemoro Sewu. Sejak awal
niat kami emang pengen nguliner di sana. Makan bakso sembari menikmati
dinginnya angin semilir. Brrr...
Habis itu udah, kami lanjut. Hujan kembali turun, meski
nggak selama dan nggak sederas yang pertama. Kami jalan lagi nyampe pos 1 di
Masjid Baitul Makmur Sarangan. Kami tiba nomor 8, sekitar jam 5an. Habis itu,
acara pribadi.. :))
Senin, 16 Desember 2013
Tausiyah ustadz Syihab jilid 2, Sarangan |
Pagi itu, ada tausiyah lagi dari ustadz Syihab. Jam 6
perjalanan dilanjutkan kembali. Kali ini kelompok kami dapat giliran pertama.
Meski begitu aku pesimis nyampe pos pertama juga. Secara, mentalnya jadi
kelompok penyapu -_-“
Di tengah jalan, kami sempet-sempetin beli Mpbox. Buat temen
selama di perjalanan. Soalnya perjalanannya serasa garing. Alhamdulillah dapet.
Merek kaleng KFC, harga 50.000. Tapi habis itu muncul masalah baru, ga ada
memori. Hadeh...
Perjalanan kali ini lebih panas. Panas dalam dua arti.
Pertama, udara emang panas banget. Kedua, panitianya salah nyari pos bayangan.
Secara, posnya barengan ama anak-anak pramuka yang lagi pada kemah. Kalo cuma
cowok mungkin nggak bikin panas, tapi ini ada harem-nya juga. Fyuh.
Untungnya aku udah punya tambatan hati, jadi nggak sempet liat liat yang
bertebaran kayak gitu. Eh...
Masih sempet maen bola :0 |
Waktunya ternyata luang banyak banget. Karena temen-temen aku
termasuk tipikal yang waktunya nggak pengen terbuang sia-sia, mereka mencoba
cari aktivitas. Maen bola woy --“. Emang itu kaki bukan kaki biasa.
Di sana, kami numpang di SMP 2 Kendal, Ngawi. Sekolahnya
memprihatinkan banget. Semoga pemerintah segera membuka mata. Amin
Dan malem hari di sana terasa horor banget. Bayangkan aja, sekolah di tengah hutan, dengan keadaan remang-remang gitu. Dan karena masjidnya penuh, beberapa mudabbir tidur di ruangan kelas, dan bikin merinding. Hiiii.. :|
Selasa, 17 Desember 2013
Pagi, sehabis bersarapan dengan nasi berlaukkan mi, kami
berangkat menyusuri Ngawi. Di hari ketiga ini, kami diberi amanah dari
asatidzah, untuk menyebarkan biji-bijian di sela-sela perjalanan. Diharapkan
dengan disebarnya biji itu, mereka bisa tumbuh dan memberi manfaat bagi semua
mahluk, manusia maupun hewan.
Perjalanan hari ketiga ini ekstrim banget. Ada jalur
menanjak 60 drajat, yang panjangnya hampir 1 kilometer. Pokoknya kaki pegel
semua. Alhamdulilllah, setelahnya kami disambut dengan kebun teh yang hijau,
lagi menyejukkan. 8D
Sampai di Mts kehujanan |
Pas di kebun teh itu, ada salah satu anggota kelompok kami
yang rada nyeleneh. Dia memisahkan diri dari rombongan. Waktu itu, aku takut
banget kalau kalau dia hilang atau tersesat. Tapi alhamdulillah, ketua kami,
Fahry emang bener-bener keren. Dia kembali ke belakang buat menyemangati adik
kelas yang satu tadi. Jazaahullahu khoiron minhu.
Singkat cerita, sampailah kami di SMP
Al Irsyad Sine. Sore hari, kami pun menghabiskan waktu sinambi leyeh-leyeh dan
dengerin nasyid bareng-bareng. Ditambah ngemil bakso bakar dan hujan yang mengiringi,
sore itu terasa indah buat kami. Malem hari, bubur kacang ijo, menemani
syahdunya kami di penghujung hari.
Rabu, 18 Desember 2013
Hari itu, hari terakhir long march Ring of Lawu. Pagi
hari, sebelum pemberangkatan diisi tausiyah dari ustadzana Zaenal Abidin. Pas
tausiyah itu, ada anak-anak pemilik sekolah itu yang mau sekolah, tapi harus
tertunda gegara kehadiran kami. Ahihihi, yang ikhlas yak. Dan terlihat,
beberapa adho’ curi-curi pandang ke anak-anak MTs tadi. Sekali lagi aku
bersyukur, udah punya sawah target, jadi nggak berminat dengan sawah-sawah yang
bertebaran di jalanan. Eh.
Makan di Kemuning Resto |
Selepas makan-makan, kami kembali melanjutkan perjalanan.
Dan sore itu, kami berbarengan 4 kelompok sampai ma’had. Udah kayak orang habis
perang gitu. Geger. Apalagi, di jalan kami bertumu dengan rombongan
besar anak PRAMUKA. Beneran udah kayak orang mau perang. Dan di jalan,
anak-anak pada usil. Saat ada cewek cowok lewat, pasti anak-anak langsung
teriak ‘istighfar’. Ahihihi. Dan beberapa mereka jadi salting.
Semuanya bisa jadi model |
Mungkin sekian cerita tentang long march tahun
kemaren. Sebenarnya aku mulai nulis tentang long march ini setahun yang
lalu, tapi karena berbagai kesibukan, akhirnya baru selesai sekarang.
Alhamdulillah.
Dan pelajaran yang paling berharga saat Long March adalah kebersamaan dan persaudaraan. Dari perjalanan itu, kita tahu sebesar apakah rasa berkorban dan kecintaan kita pada saudara. Dan aku menyadari, ternyata banyak dari dalam diriku yang masih perlu dibenahi, terutama sikap egoisku. Allah muyassir.
Dan pelajaran yang paling berharga saat Long March adalah kebersamaan dan persaudaraan. Dari perjalanan itu, kita tahu sebesar apakah rasa berkorban dan kecintaan kita pada saudara. Dan aku menyadari, ternyata banyak dari dalam diriku yang masih perlu dibenahi, terutama sikap egoisku. Allah muyassir.
Oh ya, kemaren adik-adik kelas baru saja selesai menaklukkan
long march 110 kilometer mereka. Menempuh jalur dari Wonogiri, Ponorogo,
sampai Magetan. Aslinya aku pengen ikut, cuma karena berbagai alasan, terpaksa
urung dilakukan. Yah, semoga Allah memberkahi semuanya.
Sekian, semoga kita bisa saling berbagi pengalaman dan
pelajaran. See
Klaten, 29 Shafar 1436H
Huda Syahdan