Long March, Ring of Lawu Expedition

21/12/14

Kelompok 3, kece-kece yak, eh
Oke, aku mau cerita tentang kegiatan akbar yang udah pernah aku lalui. Long March XI The Ring of Lawu Expedition. :)) Perjalanan rutin tahunan ini emang mengesankan banget. Dan tahun lalu, kami mendapat rute cincin lawu, 99 kilometer melalui jalanan desa dan kota, melewati rimbunnya hutan dan damainya kebun teh, menaklukkan tanjakan dan menikmati turunan. Alhamdulillah alhamdulillah.

“ Impian ada di tengah peluh bagai bunga yang mekar secara perlahan ...”

Oke stop jangan diterusin. Itu cuma cuplikan lirik yang kebetulan (kebetulan?) kedengeran waktu jalan kemaren. Jujur, aku nggak (terlalu) hafal, mungkin kalian ada yang lebih hafal? Sedikit out of topik, sehabis denger lagu ini aku jadi bersemangat lagi setelah mulai penat dan lelah jalan 4 hari.

Yap, kembali ke topik utama, aku pengen bercerita tentang long march tahun lalu. Bukan bermaksud buat pamer atau riya’, cuma buat sekedar berbagi pengalaman dan ilmu yang aku dapetin selama perjalanan 4 hari 4 malam.

Persiapan Long March
Dalam setiap long march selalu dibagi menjadi beberapa kelompok. Untuk memudahkan koordinasi selama perjalanan. Aku tergabung di kelompok 3 dengan ketua temen aku yang buuuaaaiiiik banget, Kak Fahry Fahrozy. Bukan melebaykan, tapi ini sesuai dengan kenyataan. Kalau diantara kalian pengen punya suami atausaudara ipar yang baik, pilih anak ini. Ma Sya Allah banget. Nggak kalah sama Fahry-nya Ayat-Ayat Cinta.









Ahad, 15 Desember 2013

Perjalanan kami dimulai. Berbekal persiapan yang udah ada, terus tausiyah singkat dari Ustadz Syihab, kami berangkat memulai ekspedisi memutari Lawu. Kelompokku berangkat ke 6. Hari pertama katanya paling berat. Dimulai dari Ma’had terus jalan ampe Sarangan.

Tausiyah Ustadz Syihab jilid 1
Dan mitos paling berat itu bukan isapan jempol belaka. Emang bener-bener berat. Tanjakan menukik tajam menanti di jalur yang kami lewati. Setiap berhenti pasti ngabisin satu liter pocary. Parah. Dan ‘Penderitaan’ itu masih ditambah dengan panasnya terik matahari. Fyuh.

Berjalan sekitar 4 jam cuaca berubah, bukan sekedar mendung tapi hujan deras. Aku yang waktu itu sok kuat nekat nggak makai jas hujan. Dan hasilnya aku kedinginan dan selangkanganku lecet semua. Tapi alhamdulillah, hujan akhirnya reda. Setibanya di bundaran HI-nya Tawangmangu, kami berhenti. Nyantap-nyantap cilok yang kebetulan (pedaganya) ikut berteduh. So sweet pokoknya. Sayang disekeliling aku cowok semua -_- :D

Kemudian perjalanan dilanjutkan kembali. Masih diiringi dnegan bulir barakah dari langit. Jam 1 kami sampai di pos bayangan. Istirahat lagi, sholat ama makan siang. Langsung cabut lagi. Setelah itu perjalanan biasa, nggak ada momen spesial, hingga kami tiba di Cemoro Sewu. Sejak awal niat kami emang pengen nguliner di sana. Makan bakso sembari menikmati dinginnya angin semilir. Brrr...

Habis itu udah, kami lanjut. Hujan kembali turun, meski nggak selama dan nggak sederas yang pertama. Kami jalan lagi nyampe pos 1 di Masjid Baitul Makmur Sarangan. Kami tiba nomor 8, sekitar jam 5an. Habis itu, acara pribadi.. :))

Senin, 16 Desember 2013

Tausiyah ustadz Syihab jilid 2, Sarangan
Pagi hari terbangun langsung melakukan tradisi, nyari kamar mandi. Dan Masya Allah, penuh semua sama adho’. Karena udah nggak ketulungan, aku sama temenku paksain buat nyari masjid lain. Alhamdulillah ketemu. Karena udah terlanjur numpang MCK, kami sekalian sholat disana, sembari berbaur sama warga sekitar. Tak lama, karena matahari udah meninggi dan kami udah ada di Sarangan, kami langsung move ke telaganya. Nggak disangka disana temen-temen aku yang lain udah pada berpose. Eaaaa. Aku nggak mau kalah ikut nyempil masang muka sok keyen :3

Pagi itu, ada tausiyah lagi dari ustadz Syihab. Jam 6 perjalanan dilanjutkan kembali. Kali ini kelompok kami dapat giliran pertama. Meski begitu aku pesimis nyampe pos pertama juga. Secara, mentalnya jadi kelompok penyapu -_-“

Di tengah jalan, kami sempet-sempetin beli Mpbox. Buat temen selama di perjalanan. Soalnya perjalanannya serasa garing. Alhamdulillah dapet. Merek kaleng KFC, harga 50.000. Tapi habis itu muncul masalah baru, ga ada memori. Hadeh...

Perjalanan kali ini lebih panas. Panas dalam dua arti. Pertama, udara emang panas banget. Kedua, panitianya salah nyari pos bayangan. Secara, posnya barengan ama anak-anak pramuka yang lagi pada kemah. Kalo cuma cowok mungkin nggak bikin panas, tapi ini ada harem-nya juga. Fyuh. Untungnya aku udah punya tambatan hati, jadi nggak sempet liat liat yang bertebaran kayak gitu. Eh...

Masih sempet maen bola :0
Perjalanan terus berlanjut. Jam 4, kami tiba di daerah yang jalannya super jelek. Bergelombang batu, bukan cuma kerikil. Kalau mobil kalian Honda Jazz, in sya Allah nggak bisa lewat :)). Lubangnya menganga banget. Daerah itu udah masuk Ngawi, bukan di Magetan lagi. Saat itu 4 kelompok saling berlomba susul menyusul buat jadi kelompok terdepan. Tapi tak disangka, ternyata kami tiba di pos kedua bersamaan. 4 kelompok nda. Dan lebih ngagetin, kami nyampai jam setengah empat :0

Waktunya ternyata luang banyak banget. Karena temen-temen aku termasuk tipikal yang waktunya nggak pengen terbuang sia-sia, mereka mencoba cari aktivitas. Maen bola woy --“. Emang itu kaki bukan kaki biasa.

Di sana, kami numpang di SMP 2 Kendal, Ngawi. Sekolahnya memprihatinkan banget. Semoga pemerintah segera membuka mata. Amin


Dan malem hari di sana terasa horor banget. Bayangkan aja, sekolah di tengah hutan, dengan keadaan remang-remang gitu. Dan karena masjidnya penuh, beberapa mudabbir tidur di ruangan kelas, dan bikin merinding. Hiiii.. :|








Selasa, 17 Desember 2013

Pagi, sehabis bersarapan dengan nasi berlaukkan mi, kami berangkat menyusuri Ngawi. Di hari ketiga ini, kami diberi amanah dari asatidzah, untuk menyebarkan biji-bijian di sela-sela perjalanan. Diharapkan dengan disebarnya biji itu, mereka bisa tumbuh dan memberi manfaat bagi semua mahluk, manusia maupun hewan.

Perjalanan hari ketiga ini ekstrim banget. Ada jalur menanjak 60 drajat, yang panjangnya hampir 1 kilometer. Pokoknya kaki pegel semua. Alhamdulilllah, setelahnya kami disambut dengan kebun teh yang hijau, lagi menyejukkan. 8D

Sampai di Mts kehujanan
Pas di kebun teh itu, ada salah satu anggota kelompok kami yang rada nyeleneh. Dia memisahkan diri dari rombongan. Waktu itu, aku takut banget kalau kalau dia hilang atau tersesat. Tapi alhamdulillah, ketua kami, Fahry emang bener-bener keren. Dia kembali ke belakang buat menyemangati adik kelas yang satu tadi. Jazaahullahu khoiron minhu.

Singkat cerita, sampailah kami di SMP Al Irsyad Sine. Sore hari, kami pun menghabiskan waktu sinambi leyeh-leyeh dan dengerin nasyid bareng-bareng. Ditambah ngemil bakso bakar dan hujan yang mengiringi, sore itu terasa indah buat kami. Malem hari, bubur kacang ijo, menemani syahdunya kami di penghujung hari.

Rabu, 18 Desember 2013

Hari itu, hari terakhir long march Ring of Lawu. Pagi hari, sebelum pemberangkatan diisi tausiyah dari ustadzana Zaenal Abidin. Pas tausiyah itu, ada anak-anak pemilik sekolah itu yang mau sekolah, tapi harus tertunda gegara kehadiran kami. Ahihihi, yang ikhlas yak. Dan terlihat, beberapa adho’ curi-curi pandang ke anak-anak MTs tadi. Sekali lagi aku bersyukur, udah punya sawah target, jadi nggak berminat dengan sawah-sawah yang bertebaran di jalanan. Eh.

Makan di Kemuning Resto
Perjalanan hari terakhir terasa ringan banget. Apalagi waktu udah sampai ke perbatasan Karanganyar, rasanya itu plong. Lega. Kelompok kami berjalan dengan santai, karena di perjalanan terakhir ini, ada gosip asatidzah mau menaktrir seluruh santri makan ikan bakar di Resto Kemuning. Dan ternyata hal itu beneran. Alhamdulillah.

Selepas makan-makan, kami kembali melanjutkan perjalanan. Dan sore itu, kami berbarengan 4 kelompok sampai ma’had. Udah kayak orang habis perang gitu. Geger. Apalagi, di jalan kami bertumu dengan rombongan besar anak PRAMUKA. Beneran udah kayak orang mau perang. Dan di jalan, anak-anak pada usil. Saat ada cewek cowok lewat, pasti anak-anak langsung teriak ‘istighfar’. Ahihihi. Dan beberapa mereka jadi salting.

Semuanya bisa jadi model
Jam empat-an, kami sampai di ma’had. Dan terakhir, selepas sholat, kami bercerita sampai kantuk datang.

Mungkin sekian cerita tentang long march tahun kemaren. Sebenarnya aku mulai nulis tentang long march ini setahun yang lalu, tapi karena berbagai kesibukan, akhirnya baru selesai sekarang. Alhamdulillah.


Dan pelajaran yang paling berharga saat Long March adalah kebersamaan dan persaudaraan. Dari perjalanan itu, kita tahu sebesar apakah rasa berkorban dan kecintaan kita pada saudara. Dan aku menyadari, ternyata banyak dari dalam diriku yang masih perlu dibenahi, terutama sikap egoisku. Allah muyassir.

Oh ya, kemaren adik-adik kelas baru saja selesai menaklukkan long march 110 kilometer mereka. Menempuh jalur dari Wonogiri, Ponorogo, sampai Magetan. Aslinya aku pengen ikut, cuma karena berbagai alasan, terpaksa urung dilakukan. Yah, semoga Allah memberkahi semuanya.

Sekian, semoga kita bisa saling berbagi pengalaman dan pelajaran. See

Klaten, 29 Shafar 1436H
Huda Syahdan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Saran Anda Untuk Perbaikan Diri dan Koreksi. Terima Kasih :)

 
FREE BLOGGER TEMPLATE BY DESIGNER BLOGS