Tak sadarkah kau telah menyakitiku
Lelah hati ini menyakinkanmu
Cinta ini, membunuhku
Whoah, aku jadi keterusan nyanyi.
Pasti pada kenal ama lagu ini. Dan pasti banyak juga yang bilang ‘nyentuh
banget’ *make nada alay. Ada juga yang bilang ‘ihh, lagunya so sweet banget’.
Jujur, aku dulu juga berfikiran kayak gitu. Tapi sekarang, ternyata itu lagu
maknanya payah, gak nguati babar blas.
Pria setengah lelaki, mungkin ini
judulnya gak bisa dan gak dibenarkan dalam kaidah bahasa. Tapi kalau salah
terus mau diganti apa? Lelaki banci-kah? Atau waria-kah? Entar dikira aku mau
bahas masalah transgender terus bikin kontroversi gitu. Heu. Bukan, bukan.
Bagiku, orang kayak gitu udah gak pantes disebut lelaki lagi. Wal’iyyadzubillah.
Maksud dari pria setengah lelaki
itu ya, pria yang payah. Pria yang mungkin sering kita jumpai dalam kehidupan
sehari-hari. Pria yang terlihat parlente, padahal sebenarnya kere. Pria yang
katanya keren, padahal sebenarnya cemen. Pria yang sering disematkan gelar
maskulin, padahal aslinya gak lebih dari kanak-kanak bertubuh bongsor yang
bisanya cuma main.
Mereka yang ku maksud, pria
bermulut buaya yang sukanya berdusta dan pria pengemis cinta, yang gak punya
derajat di hadapan wanita. Dan mereka berdua sama, gak jauh lebih baik daripada
para banci dan waria.
Yang pertama, buaya darat penipu,
pria yang kerjaannya memberi harapan palsu. Pria yang suka tebar pesona, baik
dengan ketampanan maupun harta, yang kebanyakan juga kebanyakan masih minta
orang tua. Pengecut dan gak gentle, itu kata ustadh kami. Kenapa? Ya karena
mereka masih kekanak-kanakan dan gak bisa berfikir dewasa.
Mereka gak pernah mau bertanggung
jawab dan bisanya Cuma nyakitin perasaan pasangannya. Dan ceweknya juga payah,
mau-maunya gitu digombalin. Harusnya kalau ketemu ‘spesies’ kayak gini, dia
bilang ‘What The Hell’! Bukannya malah terpikat terus maksiat. Astaghfirullah.
Lelaki kedua, sang pengemis
cinta. Pria yang jauh lebih payah. Pria rentan, yang seolah-olah nyawanya di tangan
wanita. Sukanya lagu romantis, dan kalau ditinggal ceweknya nangis. Suka lagu
mellow, dan lihat film yang ber-quote ‘o em ji hellow’. Payah. Ya Rabb,
na’udzubika minhu.
Padahal ya, seorang lelaki itu
kudu kuat. Gak gampang menyerah. Bisa menghadapi segudang masalah. Hla ini,
ditinggal satu cewek aja galau berminggu-minggu. Padahal, masih ada segudang
cewek di dunia, yang jauh lebih baik dalam akhlaq, rupa, dan agama. Gak perlu
sampai nangis-nangis mimblik gitu. Pyuh.
Semoga Allah menyelamatkan kita,
dari jenis lelaki seperti ini, baik membersamai atau menjadi sepertinya.
Sungguh kita rindu pada mereka, sosok yang ditunggu dan dinanti oleh mertua,
tanpa harus mengemis dan meminta. Mereka yang dipilih karena agama dan
akhlaqnya. Allahummaj’alnaa minhum.
Karangpandan, 9 Dzulhijjah 1435 H
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Saran Anda Untuk Perbaikan Diri dan Koreksi. Terima Kasih :)