Pria Setengah Lelaki

06/10/14


Kau hancurkan aku dengan sikapmu
Tak sadarkah kau telah menyakitiku
Lelah hati ini menyakinkanmu
Cinta ini, membunuhku



Whoah, aku jadi keterusan nyanyi. Pasti pada kenal ama lagu ini. Dan pasti banyak juga yang bilang ‘nyentuh banget’ *make nada alay. Ada juga yang bilang ‘ihh, lagunya so sweet banget’. Jujur, aku dulu juga berfikiran kayak gitu. Tapi sekarang, ternyata itu lagu maknanya payah, gak nguati babar blas.

Pria setengah lelaki, mungkin ini judulnya gak bisa dan gak dibenarkan dalam kaidah bahasa. Tapi kalau salah terus mau diganti apa? Lelaki banci-kah? Atau waria-kah? Entar dikira aku mau bahas masalah transgender terus bikin kontroversi gitu. Heu. Bukan, bukan. Bagiku, orang kayak gitu udah gak pantes disebut lelaki lagi. Wal’iyyadzubillah.

Maksud dari pria setengah lelaki itu ya, pria yang payah. Pria yang mungkin sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Pria yang terlihat parlente, padahal sebenarnya kere. Pria yang katanya keren, padahal sebenarnya cemen. Pria yang sering disematkan gelar maskulin, padahal aslinya gak lebih dari kanak-kanak bertubuh bongsor yang bisanya cuma main.

Mereka yang ku maksud, pria bermulut buaya yang sukanya berdusta dan pria pengemis cinta, yang gak punya derajat di hadapan wanita. Dan mereka berdua sama, gak jauh lebih baik daripada para banci dan waria.

Yang pertama, buaya darat penipu, pria yang kerjaannya memberi harapan palsu. Pria yang suka tebar pesona, baik dengan ketampanan maupun harta, yang kebanyakan juga kebanyakan masih minta orang tua. Pengecut dan gak gentle, itu kata ustadh kami. Kenapa? Ya karena mereka masih kekanak-kanakan dan gak bisa berfikir dewasa.

Mereka gak pernah mau bertanggung jawab dan bisanya Cuma nyakitin perasaan pasangannya. Dan ceweknya juga payah, mau-maunya gitu digombalin. Harusnya kalau ketemu ‘spesies’ kayak gini, dia bilang ‘What The Hell’! Bukannya malah terpikat terus maksiat. Astaghfirullah.

Lelaki kedua, sang pengemis cinta. Pria yang jauh lebih payah. Pria rentan, yang seolah-olah nyawanya di tangan wanita. Sukanya lagu romantis, dan kalau ditinggal ceweknya nangis. Suka lagu mellow, dan lihat film yang ber-quote ‘o em ji hellow’. Payah. Ya Rabb, na’udzubika minhu.

Padahal ya, seorang lelaki itu kudu kuat. Gak gampang menyerah. Bisa menghadapi segudang masalah. Hla ini, ditinggal satu cewek aja galau berminggu-minggu. Padahal, masih ada segudang cewek di dunia, yang jauh lebih baik dalam akhlaq, rupa, dan agama. Gak perlu sampai nangis-nangis mimblik gitu. Pyuh.

Semoga Allah menyelamatkan kita, dari jenis lelaki seperti ini, baik membersamai atau menjadi sepertinya. Sungguh kita rindu pada mereka, sosok yang ditunggu dan dinanti oleh mertua, tanpa harus mengemis dan meminta. Mereka yang dipilih karena agama dan akhlaqnya. Allahummaj’alnaa minhum.

Karangpandan, 9 Dzulhijjah 1435 H

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Saran Anda Untuk Perbaikan Diri dan Koreksi. Terima Kasih :)

 
FREE BLOGGER TEMPLATE BY DESIGNER BLOGS