Kekuasaan

10/08/13



" .. untuk melajutkan estafet kepengurusan, maka kami Kesiswaan Ma'had memutuskan mengangkat Satuan Pemuda Pancasila marhalah XI untuk memegang tongkat kepengurusan selanjutnya.. "
Pfft, aku lupa gimana bunyi aslinya, tapi tak apalah.

Wajah kami menunduk saat pembacaan surat keputusan ini dibuat yang berarti yang berarti menandai berakhirnya masa lajang kami, eh masa kami sebagai anggota komunitas Satuan Pemuda Pancasila ( biasa disingkat SAPALA). Tak kami sangka 2 tahun kami berlatih berbagai keterampilan, akhirnya harus sampai kepada klimaks organisasi ini, yakni menjadi pengurus organisasi. Dan telah tertumpuk di pundak kami berbagai amanah dan kewajiban yang harus kami tunaikan. Sekarang lupakan tentang SAPALA tadi. Kita coba fokus hal yang laen.

Sore ini langit begitu indah, menampilkan eloknya merah saga yang menandakan betapa kuasanya Sang Pencipta. Di sudut ma'had tahfizhul qur'an Hidup Mulia, duduklah 2 orang santri bercerita tentang lika liku kehidupan mereka. Alkisah nama mereka Alim dan Amil. Tak terasa obrolan hangat mereka mulai membahas tentang arti sebuah kekuasaan, mari kita nguping :3

" Mil, kita bentar lagi uda jadi pengurus, tapi kenapa ya ana malah galau gini? "
" Galau nape? gue tau pasti lo takut kalo lo jadi pengurus, lo terlalu sibuk jadi ga bisa apel ama pacar lo? "
" Ssst, jangan keras-keras, ada yang lagi nguping :#. Bukan gitu maksud ana, tapi ana takut, ntar kalo ana ditunjuk jadi bagian keamanan lagi. Ana ngrasa, ana ga cocok jadi bagian keamanan. Sejak kita ditunjuk jadi Rayon OSIS, ana ngrasa belom pernah ngerjain tugas seorang bagian keamanan karna ana ga siap, ana ga sanggup. Ana ngrasa, ana lebih pantes jadi bagian komunikasi. Gimana menurut antum kalo ana bilang ke Ka Rudi biar ntar pas uda dilantik beneran ana dijadiin bagian komunikasi? (ceritanya Ka Rudi ini ketua OSIS) “
“ Saran gue jangan deh, kan kita ga boleh minta kekuasaan. La Tas’al ‘an Imaroh. Itu perintah Nabi. Uda mending lu trima aja, kalo emang jodoh ga kemana kok. Lagian kamu juga ga bisa jamin, kamu bisa nglaksanaain amanah jadi bagian komunikasi kan? “
“ Tapi Mil,,, “

Sorry, kita pause bentar. Dari kejauhan terlihat seorang siswa melihat mereka. Tak lama berselang ia uda di samping mereka. Oke, kita beri nama pemuda itu Alif. Ceritanya dia adalah pemuda yang alim juga keren dan agak dihormati diantara mereka. Mari kita nguping lagi

“Hey Guys, Gi apha nich?”
eh, ga segitunya juga alaynya kali -.-. Ulangi!
“ Assalamu’alaikum, lagi pada ngapain akhi? ”
“ Eh antum Lif, ni si Alim lagi galau. “
“ Galau ngapain Lim? “
“ Gini Lif, bentar lagi kita kan diangkat jadi pengurus yang baru, dan ana ngrasa ana ga pantes jadi bagian keamanan. Ana pengen banget ngomong ke Ka Rudi, biar diganti jadi bagian Komunikasi. Soalnya ana suka banget komunikasi.Tapi kan Nabi nglarang kita buat minta kekuasaan. Gimana menurut antum? “

“ Emm, Kalo menurut gue sih gapapa lu bilang ke Ka Rudi. Emang sih kita ga boleh minta kekuasaan  tapi kita boleh kok milih berdasarkan kemampuan kita. Soalnya kalo gue coba mencermati dari surat Yusuf, gue dapati nabi Yusuf juga milih kekuasaan waktu ditanya ama Raja. Dan menurut gue itu sah sah aja. Tapi yang perlu lo  kadang apa yang kita bayangkan bisa beda ama realitas. Bisa aja jadi bagian Komunikasi ga semudah yang lu bayangin. Bisa aja jadi komunikasi berat banget. Itu juga harus jadi pertimbangan lo. Tapi kalo lu siap gapapa, soalnya kalo lu emang udah suka jadi bagian Komunikasi, lu bakal nyaman walaupun tugasnya berat. Beda kalo lu dapet amanah jadi bagian yang ga lo sukai, walaupun tugasnya ringan lu bakal merasa ga nyaman. Karna dari awal Lu uda ga suka. Tapi semuanya juga tergantung lo. “

Si Alim mulai merenungi perkataan Alif Barusan.

“Terus lim, kalo lo masi ragu, ada jalan lain. Lo berdoa aja sama Allah, biar Allah mudahin lo buat jadi bagian yang lo inginkan. Ingat kan waktu Nabi Sulaiman berdo’a ke Allah biar diberi kekuasaan yang ga bakal ditandingi manusia setelahnya. Rabbi habli mulkan laa yanbaghi liahadin min ba’di. Jadi minta aja kepada Allah. Allah tahu kok apa yang terbaik buat lo. “

Terlihat Amil dan Alim termangut-mangut dan merenungi perkataan Alif.

“ Perkataan lo ada benernya juga Lif.” Amil yang dari tadi cuman matung pun ikut menanggapi.
“ Eh ga juga kok. Lagian ini juga pemikiran gue, munkin banyak kesalahannya. Oh iya terakhir, gue mo kasih 2 rumus rahasia jadi mudabbir“
“ Apaan? “ tanya mereka barengan

“ Pertama, Sebelum jadi Pengurus Jangan terlalu sering berpikir ntar pengen jadi bagian ini, aku pengen jadi bagian itu, tapi banyak banyaklah berfikir apakah aku siap jika ditunjuk jadi bagian ini, atau itu... “

“ Kedua, Saat jadi pengurus jangan bertanya apakah aku bahagia jadi bagian ini, tapi tanyakan pada dirimu kelak apakah orang disekitarku bahagia saat aku jadi bagian ini “

 “ Wuih, Ga nyangka gue Lif, otak lu yang Parno bisa punya pikiran kayak gini”
“ Iyuh, (-,-‘’) “
"ahahahah.. "

Endingnya, mereka semua tersenyum cengar cengir.
"     Katakanlah: Ya Tuhan yang memiliki segala kekuasaan.Engkau berikan kekuasaan kepada barang siapa yang Engkau kehendaki, dan Engkau cabut kekuasaan dari barang siapa yang Engkau kehendaki dan Engkau muliakan barangsiapa yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebaikan. Sesungguhnya Engkau atas tiap-tiap sesuatu adalah Maha Kuasa.
    Engkau masukkan malam kepada siang dan Engkau masukkan siang kepada malam, dan Engkau keluarkan yang hidup dari yang mati, dan Engkau keluarkan yang mati dari yang hidup. Dan Engkau memberi rezeki siapa yang Engkau kehendaki dengan tidak berkira. " (Q.S. Ali Imron 26-27)

NB : Inti dari kisahnya ambil ndiri-ndiri ya. Maaf kalo ada beberapa nama orang, ormas(org. masyarakat ), orsan(org. Santri) yang disamarkan. Postingan ini didasarkan pada cerita nyata yang terjadi di negeri dua menara. Kalo ada yang salah, gue sebagai penulis minta dibenerin, biar bisa gue ralat. Thanks :))

2 komentar:

  1. gue mau nambahin, ketiga : sebelum jadi pengurus, pikirin baik-baik perubahan/pengaruh positif apa yang akan disebarkan. kan bisa jadi orang-orang di sekitar bahagia bukan karena pengaruh positif tapi karena pengaruh negatif. jadilah pembawa perubahan positif yang membuat bahagia orang-orang sekitar :)

    tapi, udah keren kok inti kisahnya. lanjutkan ! "ikatlah ilmu dengan menulisnya" (Ali Bin Abi Thalib)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Jazakillah buat tambahannya. mungkin hal diatas bisa buat catatan rumus kedua (:

      Hapus

Saran Anda Untuk Perbaikan Diri dan Koreksi. Terima Kasih :)

 
FREE BLOGGER TEMPLATE BY DESIGNER BLOGS